- Oleh MC KAB BATANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:55 WIB
: Ketua TP PKK Batang (baju hijau), melakukan audiensi dengan POPTI Batang di Rumah DInas Bupati Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Selasa, 29 Juli 2025 | 10:19 WIB - Redaktur: Juli - 141
Batang, InfoPublik – Kabupaten Batang memulai langkah nyata menuju cita-cita mulia Batang Zero Talasemia, sebuah program kesehatan masyarakat yang berfokus pada pencegahan penyakit genetik talasemia.
Melalui kolaborasi strategis antara Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang dan Perhimpunan Orang Tua Penyandang Talasemia Indonesia (POPTI) Cabang Batang, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit talasemia akan semakin meningkat.
Apa Itu Talasemia?
Talasemia adalah penyakit kelainan darah genetik yang menyebabkan penderitanya harus menjalani transfusi darah secara rutin seumur hidup. Di Kabupaten Batang, terdapat 41 penyandang talasemia, di mana 27 di antaranya masih anak-anak. Penyakit ini bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga membawa beban ekonomi bagi keluarga karena tingginya biaya pengobatan.
Ketua Tim Penggerak PKK Batang, Faelasufa Faiz Kurniawan, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif Batang Zero Talasemia dalam pertemuan dengan POPTI Cabang Batang di Rumah Dinas Bupati, Senin (28/7/2025).
Ia menekankan pentingnya edukasi masyarakat, terutama melalui kader Posyandu, agar lebih memahami talasemia dan langkah-langkah pencegahannya.
“Kami harap bisa kolaborasi lebih lanjut dengan POPTI, salah satunya lewat kegiatan Posyandu. Sehingga nantinya masyarakat bisa lebih aware dengan penyakit ini,” ujarnya.
Faelasufa juga menambahkan bahwa edukasi menyeluruh bagi kader Posyandu akan menjadi kunci utama dalam menyampaikan informasi dan imbauan terkait talasemia kepada masyarakat.
Ketua POPTI Cabang Batang, Nety Widjayanti, menyambut baik dukungan penuh dari PKK Kabupaten Batang. Ia menekankan pentingnya edukasi dan skrining darah untuk mendeteksi pembawa sifat talasemia, serta mencegah pernikahan sesama pembawa sifat talasemia yang dapat meningkatkan risiko kelahiran anak dengan talasemia mayor.
“Semoga kolaborasi ini bisa segera kami tindak lanjuti. Karena biaya pengobatan itu sangat mahal, maka kami upayakan untuk intens melakukan pencegahan,” jelas Nety.
Meski pengobatan talasemia memerlukan biaya tinggi, Nety merasa lega karena saat ini layanan seperti transfusi darah dan pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun, ia menekankan bahwa pencegahan tetap menjadi langkah terbaik demi mengurangi angka kasus baru talasemia.
Program Batang Zero Talasemia adalah bentuk nyata dari kepedulian berbagai pihak terhadap masa depan generasi muda. Dengan edukasi, skrining, dan kolaborasi lintas sektor, Kabupaten Batang menunjukkan komitmennya dalam menekan angka kasus talasemia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.