- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:52 WIB
: Gubernur Jatim dan Menteri PPPA Hadiri Puncak Hari Anak Nasional 2025 di Pasuruan. Foto: Rafli MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 30 Juli 2025 | 00:31 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 168
Surabaya, InfoPublik — Pada acara puncak Hari Anak Nasional tingkat Provinsi Jawa Timur di Kebun Raya Purwodadi, Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menegaskan bahwa perlindungan dan pemberdayaan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan membutuhkan keterlibatan aktif keluarga dan seluruh masyarakat.
Kegiatan itu dihadiri lebih dari 1.000 anak dari berbagai tingkat pendidikan, kedua pejabat itu menyoroti pentingnya membangun fondasi kuat dalam pola asuh keluarga. Gubernur Khofifah mengajak masyarakat untuk terus mengasah talenta anak dan memberi mereka ruang berkarya, sehingga bisa mengharumkan nama bangsa.
"Pentingnya kita menjaga talenta anak dan memberi ruang agar prestasi mereka, ini agar dapat mengharumkan nama keluarga, daerah, maupun bangsa," ujarnya.
Menteri Arifatul Fauzi menekankan meski pemerintah telah melakukan berbagai program, keberhasilan pemberdayaan dan perlindungan anak sangat bergantung pada peran orang tua. Ia menegaskan bahwa pola asuh yang baik, pengawasan terhadap penggunaan gawai, serta lingkungan yang mendukung adalah kunci utama menekan angka kekerasan terhadap anak yang masih tinggi.
Arifatul Fauzi mengungkapkan bahwa berdasarkan data SIMFONI-PPA dari Kementerian PPPA, tercatat sebanyak 16.713 kasus kekerasan terhadap anak sejak 1 Januari 2025 hingga saat ini, dengan 62,8 persen korban adalah anak-anak dan 80,5 persen di antaranya adalah anak perempuan. Penyebab utama kekerasan tersebut meliputi pola asuh keluarga yang buruk, penggunaan gawai yang tidak bijak, dan faktor lingkungan.
Saat ini, Kementerian PPPA sedang menggalakkan program pembatasan penggunaan gawai dan kembali memperkenalkan permainan tradisional serta meningkatkan rasa nasionalisme melalui lagu nasional dan cerita pahlawan nasional.
Kegiatan ini juga menampilkan permainan tradisional dan budaya lokal, sebagai upaya memperkuat nasionalisme dan mengenalkan nilai-nilai budaya sejak usia dini. Selain itu, pemerintah menyalurkan bantuan berupa ikan segar kepada panti asuhan dan mengedukasi anak-anak mengenai pentingnya pola hidup sehat dan berkualitas.
Arifatul juga mengungkapkan pemerintah terus mendorong program pembatasan penggunaan gawai dan memperkuat peran orang tua dalam membangun karakter anak melalui pendidikan agama, akhlak, dan budi pekerti.
Ia juga mengajakan agar seluruh elemen masyarakat saling bahu membahu melindungi dan membangun potensi terbaik generasi muda, demi masa depan Indonesia yang lebih cerah.(MC Jatim/ida-pca)