: Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa saat meninjau sebuah lemari bukti sejarah peninggalan tahun 1928 yang ada di SD Negeri 1 Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (1/8/2025).
Oleh MC KAB BULELENG, Jumat, 1 Agustus 2025 | 19:56 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 104
Buleleng, InfoPublik – Ribuan alumni, guru, dan pejabat memadati halaman SD Negeri 1 Paket Agung, Buleleng, dalam perayaan satu setengah abad (150 tahun) sekolah bersejarah itu, Jumat (1/8/2025).
Acara yang sarat napak tilas itu tidak hanya menandai eksistensi lembaga pendidikan tertua di Buleleng, tetapi juga menghidupkan kembali warisan Raden Sukemi Sosrodiharjo—ayah Proklamator Bung Karno—yang mengajar di sini pada 1891 berdasarkan penetapan dari pemerintah kolonial Belanda.
Sekretaris Daerah Buleleng, Gede Suyasa, menegaskan nilai historis sekolah yang berdiri sejak 1875.
"Raden Sukemi meninggalkan bukan sekadar nama, melainkan bukti fisik perjuangan: kamar kos tempatnya tinggal dan pohon belimbing besi yang ditanamnya masih ada hingga kini," ujarnya .
Suyasa mengumumkan rencana rehabilitasi ruang kelas tambahan dan pembuatan ruang khusus artefak sejarah*l oleh Disdikpora.
Ruang itu akan menyimpan lemari kayu antik (1828), bel sekolah kuno, buku induk siswa, dan meja bersejarah sebagai "fondasi nasionalisme generasi baru" .
Perayaan dibuka dengan jalan santai bertema "Napak Tilas Sejarah" menyusuri kawasan Veteran, termasuk kunjungan ke rumah Raden Sukemi dan Rumah Nyoman Rai Srimben (ibunda Bung Karno).
"Di sinilah benih sejarah bangsa ditanam: tempat Raden Sukemi mengajar, bertemu cinta sejati, dan melahirkan tokoh besar Indonesia," tegas Suyasa .
Ketua Panitia Ketut Wiratmaja (alumni) menambahkan, tema "Mengabdi, Menginspirasi, Membentuk Generasi" dipilih untuk mencerminkan warisan pendiri sekolah.
Alumni berkomitmen mendukung pembangunan dua ruang kelas baru dan pelestarian situs sejarah melalui koordinasi dengan pemkab .
Pameran arsip sejarah menjadi sorotan utama, menampilkan ijazah dari era kolonial hingga modern, stambuk (buku induk) kuno, serta foto-foto guru dan siswa era 1900-an.
"Kami belum menemukan tulisan tangan Raden Sukemi, tapi lemari 1828 dan bel sekolah masih utuh di perpustakaan—bukti fisik dedikasi para pendahulu," kata Wiratmaja .
Sedangkan Plt. Kadis Disdikpora Dewa Made Sudiarta menekankan, SDN 1 Paket Agung adalah institusi berbasis histori, bukan sekadar sekolah.
"Momentum 150 tahun ini harus menjadi pendorong layanan pendidikan berkualitas untuk mencetak pemimpin baru pengisi kemerdekaan," tegasnya .
Sekolah yang awalnya bernama Tweede Klasse School (1875) itu menjadi pelopor pendidikan formal di Bali, menjadikan Singaraja julukan "Kota Pendidikan" sebelum Denpasar. (MC Kab. Buleleng/dra)