PCU dan Sungai Watch Wujudkan Aksi Lingkungan di Desa Jembul Kabupaten Mojokerto

: Aksi mahasiswa peserta iCOP 2025 bersih-bersih sungai di Desa Jembul Kabupaten Mojokerto. Foto : vivin


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 4 Agustus 2025 | 19:49 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 135


Surabaya, InfoPublik - Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Kota Surabaya, Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Petra Christian University (PCU) berkomitmen mengedukasi masyarakat lewat kerja sama dengan berbagai pihak. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk International Community Outreach Program (iCOP) 2025, PCU menggandeng komunitas lingkungan Sungai Watch untuk menggelar aksi bersih-bersih sungai dan edukasi lingkungan di wilayah Mojokerto, bersama mahasiswa asing dari beberapa negara. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Riverain Youth Action for Clean Future yang digagas oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) PCU dengan tajuk 'Transforming Society'. Kegiatan dimulai pada 16 Juli hingga 9 Agustus 2025 mendatang. Diketahui, iCOP 2025 sendiri, merupakan salah satu program andalan PCU yang merupakan program pengabdian masyarakat internasional, dimana memungkinkan mahasiswa lintas negara saling belajar kearifan lokal dan yang paling utama memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan masyarakat.

Tahun ini, sebanyak 152 mahasiswa dan para dosen pendamping dari sembilan kampus serta enam negara berbeda terjun langsung ke Mojokerto, menyebar di enam dusun, lima desa, dan tiga kecamatan, untuk tidak hanya belajar kearifan lokal tetapi juga memberikan kontribusi nyata dengan melakukan sekitar 30 program kegiatan, baik itu kegiatan non fisik termasuk budaya dan kegiatan fisik. Daerah Kabupaten Mojokerto yang menjadi fokus kehiatan ini yakni di Dusun Sumber-Desa Sumberjati, Dusun Petung-Desa Sumberjati, Dusun Lebaksari-Desa Rejosari, Jembul-Kecamatan Jatirejo, Dilem-Kecamatan Gondang dan Ngeprih, Pacet Selatan-Kecamatan Pacet. 

Ratusan peserta itu terdiri dari 29 mahasiswa Dongseo University (Korea Selatan), 23 mahasiswa Inholland University of Applied Science (Belanda), tiga mahasiswa The Hongkong University of Science and Technology (Hong Kong), 16 mahasiswa International Christian University (Jepang), tujuh mahasiswa Fu Jen Catholic University (Taiwan), tiga orang Lingnan University Hong Kong (Hong Kong), 17 mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira (Indonesia), satu orang Universitas Negeri Surabaya (Indonesia) dan 53 mahasiswa Petra Christian University (Indonesia). 

Menjaga Lingkungan untuk Masa Depan

Saat ditemui, Ketua Pelaksana kegiatan iCOP di Desa Jembul Kecamatan Rejosari, Felix Petra Sanjaya menjelaskan, nama program Riverain Youth Action for Clean Future memiliki makna untuk menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik terutama pengelolaan sampah.

"Kenapa Clean Future? Karena tidak hanya sampah, tapi semuanya untuk perkembangan masa depan yang lebih baik lagi. Kegiatan yang positif akan terus diadakan. Sekarang kita berfokus pada sampah atau hal yang membuat orang Indonesia ini benar-benar habit-nya atau kebiasaannya, SDM-nya itu sangat, bisa kita bilang secara literasi rendah. Karena membuang sampah di desa ini, dibakar atau dibuang ke sungai. Hanya dua opsi itu saja. Tidak ada yang mau membuang langsung ke bawah atau tempat-tempat tersedia seperti Tempat Pembuangan Sampah atau TPS," jelas Felix, dikonfirmasi Senin (4/8/2025).

Di daerah Desa Jembul pun, Felix mengungkap, di kecamatan tidak ada yang namanya TPS dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga sampah-sampah harus dikumpulkan di kabupaten.

"Makanya orang-orang sini pastinya resah dan jauh atau malas untuk membuang sampah. Tujuan utama aksi ini bukan hanya sekadar membersihkan sampah, melainkan mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju masa depan yang lebih bersih dan sehat," ungkap Felix.

“Kita ingin masyarakat tidak hanya membuang sampah pada tempatnya, tapi juga sadar bahwa kebiasaan kecil ini menentukan masa depan lingkungan. Karena di desa ini, pilihan membuang sampah masih terbatas—dibakar atau dibuang ke sungai,” sambungnya.

Selama 25 hari, mulai 16 Juli hingga 9 Agustus 2025, Felix mengatakan, para peserta melakukan berbagai kegiatan pengabdian seperti pembuatan toilet, mural di sekolah, serta aksi bersih-bersih sungai, dengan didampingi dosen pembimbing lapangan dari berbagai disiplin ilmu.

"Bikin toilet, terus mural sekolah, macam-macam itu semua kita lakukan selama tiga minggu itu, didampingi dosen pembimbing lapangannya kita. Dosennya apa aja, macam-macam, ada hotel, ada arsitektur, jadi memang interior design, ada Pak Lintu interior design, dia bantu kami sesuai bidangnya masing-masing," kata Felix.

Pembersihan Aliran Sungai di Mojokerto

Dalam kegiatan ini, Felix memaparkan, PCU bekerja sama dengan Komunitas Sungai Watch, yang merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan atau kebersihan utamanya sungai. Melalui program iCOP 2025, dan juga Riverain peserta diajak untuk mengedukasi masyarakat pentingnya membuang sampah di tempatnya.Ia membeberkan, bahwa Pemerintah Kabupaten Mojokerto sendiri juga mendukung dan menyambut baik program ini. 

"Karena dari Bupati Mojokerto sendiri sangat mendukung hal-hal positif seperti ini. Dan beliau sudah mengutarakan bahwasannya, kalau bisa sungai yang di dalam kaki Gunung Anjasmoro ataupun Arjuna dan Welirang, bahkan Penanggungan itu harus sama-sama kita bersihkan dari hulunya," papar Felix.

Ketika aliran sungai yang dari hulu sudah dibersihkan, Felix menjabarkan, hal itu bisa jadi umpan balik dari warga yang tinggal di pedesaan atau di bagian hilir di bawahnya. Sehingga itu bisa menyongsong penduduk agar lebih menjaga kestabilan lingkungan dengan cara tidak membuang sampah di sungai, tidak membakar, dan sebagainya. 

"Sebelumnya kita juga ada sosialisasi kita kemarin dihadiri kurang lebih 100 orang dari berbagai lini, ada dari masyarakat, peserta iCOP, terus ada dari Riverain, dan juga ada dari DLH, lalu ada dari API atau Associated College Indonesia, gerakan pasti Indonesia, itu yang ada di Jakarta, semua komunitas yang ada di Jakarta, dan juga mungkin dari pemerintahan yang turut hadir dalam kegiatan tanggal 25 Juli kemarin jam tujuh malam," jabarnya.

Felix mengatakan, dengan program ini kemungkinan akan dilakukan kerja sama juga dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto secara berkelanjutan. Ia mengungkap, bahkan kegiatan yang sudah berjalan adalah mengadakan sistem jemputan sampah organik dari rumah ke rumah yang berasal dari anggota ibu-ibu PKK.

"Kita juga kemarin menyediakan sistem door-to-door atau sistem dari rumah ke rumah, jadi kami bekerja sama dengan ibu-ibu PKK untuk istilahnya kayak jempitan gitu, kayak kalau di Jogja, tapi ini untuk mengambil sampah dari sistem rumah ke rumah," ujarnya.

"Sampah yang kita ambil adalah sampah non-organik, dan itu nanti akan diangkut ke TPA, jadi nanti akan ada pembuatan TPA atau bak sampah yang dikelola oleh ibu-ibu PKK, dan itu akan benar-benar dikelola, dipilah, dan juga mungkin sampah yang nanti akan, ada mungkin sistem inseminator, yaitu sampah akan dikumpulkan di sini, dan dibakar, tapi kita harus dengan prosedur yang tepat, karena penggunaan inseminator," sambung Felix.

Felix berharap, dengan program ini masyarakat ataupun warga lokal bisa memunculkan kebiasaan membuang sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan.

Kolaborasi Komunitas Lingkungan

Sebagai salah satu mitra utama kegiatan, Komunitas Sungai Watch memberikan pandangannya soal kolaborasi dengan PVU dalam mengedukasi masyarakat. Komunitas Sungai Watch merupakan komunitas lingkungan asal Bali yang kini memperluas jangkauannya ke Jawa Timur. 

Dalam keterangannya, Head Operation Java Region Sungai Watch, Yudi Susanto, menjelaskan bahwa keterlibatan mereka tidak hanya sebatas aksi bersih-bersih, tapi juga edukasi kepada siswa SD di Mojokerto. 

“Kami memulai dari anak-anak karena perubahan perilaku paling efektif dimulai dari usia dini. Mereka bisa membawa perubahan ke dalam rumah tangga mereka sendiri,” ungkap Yudi.

Dia menyampaikan, bahwa kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar, baik di Bali maupun di Jawa. “Tidak semua warga mau mengikuti program pengelolaan sampah. Banyak yang enggan membayar iuran, akhirnya membuang sampah sembarangan, ke sungai atau ke lahan kosong,” terang Yudi.

Komunitas Sungai Watch sendiri, dikatakan Yudi, telah mendirikan lebih dari sepuluh stasiun penghalang sampah (trash barrier) di sungai-sungai Bali dan Jawa Timur, dan sejak 2020 telah mengumpulkan lebih dari 3,7 juta kilogram sampah sungai. 

"Beberapa jenis sampah seperti tas kresek bahkan telah diolah menjadi produk furnitur seperti kursi pantai, menunjukkan bahwa sampah pun memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan benar," tutur Yudi.

Kesan Peserta Asal Korea Selatan

Pengalaman menarik pengabdian masyarakat di Mojokerto dalam kemasan program iCOP ini menjadi kesan berharga bagi tiga orang peserta kegiatan yang merupakan mahasiswa internasional dari Korea Selatan. Mereka adalah Kim In Ha, Kim Hui Jeong dan Bae Han Gyeol mahasiswa dari Universitas Dongseo. 

"Kami berada di sini untuk pertama kalinya, makanannya enak, dan memiliki pengalaman yang bagus dengan warga lokal," kata Kim In Ha.

Ia mengungkap, makanan Indonesia yang enak baginya adalah nasi goreng dan pisang coklat. Selama minggu ke depan di sisa waktunya di Mojokerto Kim In Ha dengan teman-teman akan mengajar anak-anak tentang budaya Korea. 

"Kami akan mengajari anak-anak permainan tradisional Korea seperti kaca buatan sendiri, dan beberapa permainan tradisional Korea. Kita juga bersemangan mengajar mereka," ungkapnya. 

Kim In Ha mengatakan cuaca di Indonesia tidak terlalu panas dibandingkan Korea. Ke depan apabila ada kesempatan dirinya ingin mengunjungi Indonesia kembali dengan berpergian ke Bali.

Temannya, Kim Hui Jeong pun mengatakan hal yang sama, bahwa kegiatan ini adalah pengalam pertama di Indonesia yang berkesan sangat luar biasa baginya. "Makanannya enak-enak, orang-orangnya juga ramah, jadi menurut saya ini adalah pengalaman yang bagus," kata Kim Hui Jeong.

"Di minggu depan kami akan mengajar anak-anak di sekolah, kami berencana untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasakan permainan tradisional Korea. Kami juga berencana untuk membuat beberapa kenangan bersama. Sekolah di desa ini juga terletak di lereng, jadi kami berencana untuk melukis beberapa mural cantik agar anak-anak memiliki ruang kelas yang bagus," sambung Kim Hui Jeong.

Sedangkan Bae Han Gyeol, temannya pula mengatakan, kegiatan ini adalah pengalaman menarik baginya. Karena bisa datang ke Mojokerto bersama teman-teman dari beberapa lintas negara di dunia.

"Apalagi, ada sistem eco-friendly yang memberikan pengalaman pengelolaan lingkungan bersama orang lokalnya yang ramah, sehingga saya merasa seperti self healing di sini," ujar Bae Han Gyeol. 

Ia menyebut, dikarenakan tingkat kelembaban di Indonesia, musim panas di sini tidak terasa lebih panas dari pada di Korea. Bae Han Gyeol dan Kim Hui Jeong mengaku sama-sama menyukai makanan sate, mereka juga ingin berkunjung kembali ke Indonesia apabila ada waktu luang nanti.

Kegiatan ini membuktikan bahwa sinergi antara kampus, komunitas, pemerintah, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak nyata bagi lingkungan. Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, inisiatif ini menjadi gerakan kolektif menuju masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Diharapkan kegiatan hasil kolaborasi multipihak ini bisa memberi dampak bagi masyarakat luas dan lintas negara untuk menjaga lingkungan.(MC Prov Jatim /hjr-vin/eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:52 WIB
Hangat di Grahadi, Gubernur Khofifah Peluk Warga dan Bagi Sembako
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:57 WIB
Gerakan Pangan Murah Serentak di 962 Titik Digelar seluruh Jawa Timur
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 06:16 WIB
Pemkot Surabaya Buka Pendaftaran Beasiswa Pemuda Tangguh untuk Mahasiswa 2025
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 06:18 WIB
Diskominfo Jatim Edukasi Perempuan Disabilitas Branding Usaha dengan AI
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:46 WIB
Kolaborasi PLATO Wujudkan Surabaya Bersinar
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:49 WIB
DWP Kominfo Jatim Bersama Karnus Kendalikan Diabetes Melalui Makanan Sehat
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 02:50 WIB
Pemkot Surabaya Raih Rekor MURI Penyuluhan TBC Terbanyak di Tingkat RW
-->