- Oleh MC KAB BULELENG
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:57 WIB
: Setelah 15 Tahun, Akhirnya Gerak Jalan 45 Km Kembali Start dari Buleleng Timur (Dok.MC Kab.Buleleng)
Oleh MC KAB BULELENG, Senin, 11 Agustus 2025 | 10:17 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 134
Buleleng, InfoPublik - Setelah 15 tahun absen, semangat kompetisi dan persatuan kembali menghangatkan Buleleng Timur.
Lomba Gerak Jalan 45 Km Tingkat Dewasa Putra, yang selama itu identik dengan start di Buleleng Barat, akhirnya digelar lagi di wilayah timur Bulèleng, Sabtu (9/8/2025).
Sebanyak 21 regu memenuhi garis start di Lapangan Desa Sambirenteng, menandai kembalinya ajang legendaris ini sekaligus memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan ke-80 RI.
Acara yang mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” ini secara resmi dibuka dan dilepas oleh Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra.
Nyoman didampingi Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, Ketua DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya, jajaran Forkopimda, serta tokoh masyarakat setempat.
Lomba kali ini memperebutkan total hadiah menggiurkan senilai Rp117 juta, termasuk uang pembinaan.
Menurut Ketua Panitia, Dewa Made Sudiarta, peserta menempuh rute menantang yang terbagi dalam tiga etape. Start dimulai dari Lapangan Desa Sambirenteng, belok kiri menuju Jalan Karangasem-Singaraja, dan finish Etape I di Lapangan Desa Pacung.
Dari sana, perjalanan dilanjutkan ke barat menuju Desa Giri Emas, dengan finish Etape II di Lapangan Sepak Bola Desa Sangsit.
Etape terakhir dimulai dari Sangsit menuju Jalan Surapati, belok kiri ke Jalan Imam Bonjol, belok kanan ke Jalan Dr. Sutomo, menyusuri Jalan A. Yani, belok kiri ke Jalan Sudirman, menuju Jalan Pahlawan, belok kiri ke Jalan Ngr. Rai, belok kiri ke jalur kanan Jalan Udayana, dan finish di GOR Bhuwana Patra Singaraja.
Sutjidra menegaskan, bahwa lomba ini jauh lebih dari sekadar ajang adu fisik semata.
"Mari kita satukan gerak dan langkah dalam membangun, agar cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dapat tercapai," katanya.
Menurutnya, ajang itu merupakan sarana penting untuk menumbuhkan disiplin, kebersamaan, dan terutama semangat kemerdekaan serta nasionalisme di tengah masyarakat.
Seperti yang disampaikan warga Desa Sambirenteng, Ni Luh Putu Ayu (34), yang merasa sangat senang akhirnya bisa kembali menyaksikan lomba legendaris itu.
"Dulu waktu kecil saya sering lihat gerak jalan ini, rasanya meriah sekali. Setelah sekian lama hilang, sekarang hadir lagi di desa kami. Saya antusias sekali," katanya. (MC Kab.Buleleng/Sa)