- Oleh MC KAB BANGGAI KEPULAUAN
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 21:21 WIB
:
Oleh MC KAB SLEMAN, Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:24 WIB - Redaktur: Juli - 97
Sleman, InfoPublik – Dalam rangka melestarikan populasi penyu yang kian terancam punah sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut, Torte Coffee menggandeng Komunitas Banyu Bening Sleman menggelar kegiatan pelepasan anak penyu (tukik) di Pantai Goa Cemara, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (12/8/2025).
Kegiatan yang diikuti puluhan relawan ini menjadi bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam. Volunteer Banyu Bening Sleman, AJ. Purwanto, menyebut tukik adalah simbol keterikatan manusia dengan ekosistem laut.
“Pelepasan tukik ke habitat aslinya adalah upaya kecil yang berdampak besar bagi keseimbangan alam. Alam bukanlah warisan dari leluhur semata, melainkan titipan yang harus dijaga untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Peran Penting Penyu dalam Ekosistem Laut
Menurut Purwanto, penyu memiliki peran strategis dalam menjaga ekosistem laut. Penyu hijau membantu mengendalikan pertumbuhan lamun, sementara penyu sisik berperan dalam menjaga keberlangsungan terumbu karang. Pelepasan tukik menjadi langkah nyata mempertahankan keberadaan penyu di laut selatan, yang berimbas positif bagi kesehatan ekosistem secara menyeluruh.
Kegiatan ini turut melibatkan Ranger Konservasi Penyu Mino Raharjo dari Sanden, Bantul, guna memperkuat sinergi lintas komunitas dan lembaga. Semakin banyak pihak yang terlibat, semakin besar pula dukungan terhadap program konservasi berkelanjutan.
Perwakilan Ranger Konservasi Penyu, Fajar, menjelaskan bahwa secara geografis, Pantai Goa Cemara berada di muara Sungai Opak dan Sungai Progo, menjadikannya lokasi strategis bagi induk penyu untuk mendarat. Tidak semua pantai memiliki daya tarik yang sama bagi penyu untuk bertelur.
Fajar menambahkan, penyu dunia hanya tersisa tujuh spesies, dan enam di antaranya ada di Indonesia. Keberadaan penyu dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Empat jenis penyu yang sering mendarat di Yogyakarta adalah Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Penyu belimbing dikenal sebagai “Gigan Penyu” dengan panjang mencapai 3,5 meter.
Ranger Konservasi Penyu rutin melakukan patroli malam pada Mei–September, pukul 22.00–02.00, untuk menjaga keselamatan penyu yang mendarat. Masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat bergabung di Base Camp Goa Cemara. “Semakin banyak pihak yang terlibat, semakin besar daya dukung terhadap program konservasi yang berkelanjutan,” tutup Fajar.