:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Kamis, 21 Agustus 2025 | 07:41 WIB - Redaktur: Untung S - 55
Jakarta, InfoPublik - Hari Keselamatan Pasien Sedunia atau World Patient Safety Day (WPSD), yang diperingati setiap tahun pada tanggal 17 September merupakan salah satu hari kesehatan global. WPSD ditetapkan pada tahun 2019 oleh Majelis Kesehatan Dunia ke-72 melalui resolusi WHA72.6.
Adapun tema yang ditetapkan dalam rangka memperingati hari keselamatan pasien sedunia tahun 2025 yaitu "Perawatan Aman untuk Setiap Bayi Baru Lahir dan Setiap Anak", dengan slogan "Keselamatan pasien sejak awal!", yang menekankan perlunya langkah-langkah yang lebih kuat untuk melindungi anak- anak dari bahaya yang dapat dicegah dalam perawatan kesehatan.
Turut hadir dalam penyelenggaraan Seminar WPSD 2025 yakni Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan, Azhar Jaya, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan, Bupati Mempawah, Erlina, Anggota Komisi IX DPR RI, Surya Utama (Uya Kuya) dan Direktur RSUD se DKI Jakarta di Gedung Prof. Dr. Sujudi Kemenkes RI, Selasa (19/8/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Ria Norsan mengatakan peringatan hari keselamatan pasien sedunia tahun 2025 ini menjadi pengingat penting bahwa menjamin keselamatan bayi baru lahir dan anak bukan hanya upaya melindungi dari sakit maupun kematian yang dapat dicegah, tetapi juga pondasi penting untuk meningkatkan Usia Harapan Hidup masyarakat Kalimantan Barat, sekaligus menyiapkan generasi emas 2045 yang sehat, produktif, dan berdaya saing. Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para tenaga kesehatan atas dedikasi dalam memberikan pelayanan.
Orang nomor satu di Kalimantan Barat juga mengungkapkan bahwa keselamatan pasien bukan hanya tugas tenaga medis, melainkan tanggung jawab bersama.
Berdasarkan data Kemenkes, Kalimantan Barat saat ini berada di peringkat ke-10 nasional dalam angka kematian bayi dan ibu. Ria Norsan menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan, terutama pada fasilitas persalinan di rumah sakit maupun puskesmas.
"Alhamdulilah pada hari ini kita diundang Menteri Kesehatan dalam rangka peringatan World Patient Safety Day (WPSD) 2025 di Kementerian kesehatan Republik Indonesia dengan agenda bagaimana kita menjaga supaya kelahiran bayi itu tidak banyak mengalami kematian, kita Kalimantan Barat urutan ke 10 bagaimana kita nanti bisa menurunkan supaya tidak banyak kematian bayi, melahirkan dalam seperti mereka diberi pertolongan dari kedokteran kemudian juga dari bidan dan rumah sakit bagaimana kita menurunkan angka itu supaya tidak tinggi kematian bayi pada saat bayi dilahirkan itu tugas kita dan ini juga bukan tugas dokter tugas bidan tetapi tugas kita seluruh masyarakat kalimantan barat, nah terutama para dokter para bidan dan rumah sakit yang ada di Kalimantan barat," ungkap Norsan.
Tak hanya itu, Norsan juga menghimbau kepada seluruh tenaga medis baik itu Bidan, Perawat maupun Pelayanan di Kesehatan di RSUD, Puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya untuk bekerja sama bagaimana agar ibu dan bayi dapat diberikan pertolongan dengan pelayanan yang terbaik.
"Mari kita jadikan keselamatan pasien sebagai budaya kerja dan tanggung jawab moral. Kepada orang tua dan keluarga, mari ciptakan lingkungan yang aman bagi tumbuh kembang anak, melalui pola asuh yang baik, gizi seimbang, dan deteksi dini risiko kesehatan. Kepada seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan, memperkuat komitmen bersama. Setiap nyawa anak adalah masa depan bangsa yang harus kita lindungi," pintanya.
Sementara itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin yang juga hadir menyampaikan keprihatinan terhadap tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Dimana saat ini Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
"Kematian bayi di Indonesia lebih tinggi dari Vietnam, Laos, bahkan Myanmar. Kita harus menargetkan penurunan angka kematian dari 33.000 menjadi 20.000 per tahun," terang Budi.
Dirinya juga menyoroti bahwa pentingnya pencatatan data yang akurat sebagai landasan kebijakan kesehatan.
"Kalau data tidak dicatat dengan benar, kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki," tegasnya.
Disampaikannya lebih dari 90% kematian bayi terjadi di rumah sakit, dengan penyebab utama adalah infeksi (sepsis) dan gangguan pernapasan (asfiksia). Ia menekankan perlunya perbaikan menyeluruh dalam pengelolaan fasilitas kesehatan, termasuk kebersihan ruang operasi dan standar pelayanan.
Kemudian kabar baik dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia dimana Budi Gunadi dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada RSUD Pontianak dan RSUD Mempawah yang dinilai memiliki standar layanan baik di Kalimantan Barat. Bahkan, salah satu direktur rumah sakit di Kalbar telah direkrut Kemenkes untuk membantu meningkatkan kualitas layanan rumah sakit secara nasional.
"RSUD Mempawah dan Pontianak di Kalimantan Barat memang RSUD nya bagus, saking bagusnya Direktur RSUD nya kita tarik ke Kemenkes untuk membantu menularkan agar standar RSUD Pontianak yang bagus itu bisa menular ke seluruh Indonesia," ungkap Menkes.(irf/nzr)