- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:52 WIB
: Kepala Bidang Data dan Statistik Diskominfo Jatim, Imam Fahamsyah, membacakan sambutan Kepala Diskominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin saat Workshop Statistik Sektoral Seri 11 - Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:49 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 66
Surabaya, InfoPublik – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop Statistik Sektoral Seri 11 dengan tema “From Data to Exploration: Eksplorasi Dataset Open Data Jatim”, Kamis (21/8/2025), di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Data dan Statistik Diskominfo Jatim, Imam Fahamsyah, Kepala Diskominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menegaskan pentingnya literasi data di era transformasi digital. Menurutnya, transformasi digital tidak akan berhasil tanpa ekosistem data yang terbuka, interoperabel, dan digunakan secara optimal.
“Melalui Open Data Jatim, Pemerintah Provinsi berkomitmen menghadirkan portal data terpadu yang dapat dimanfaatkan oleh civitas akademika, peneliti, praktisi, hingga masyarakat umum untuk riset, inovasi, perencanaan, dan pengembangan kebijakan,” ujarnya.
Hingga Agustus 2025, Diskominfo Jatim mencatat 114.296 dataset telah terpublikasi di portal Open Data Jatim. Rinciannya, sebanyak 2.468 dataset berasal dari perangkat daerah di Jatim, sementara 111.828 dataset terintegrasi berdasarkan prinsip Satu Data Indonesia.
Menurutnya, bahwa data bukan sekadar angka, tetapi dapat diolah untuk menghasilkan insight yang bermanfaat. Melalui visualisasi, infografis, hingga dashboard, data bisa mendukung riset akademik berbasis bukti (evidence-based research).
“Workshop ini kami rancang agar mahasiswa bisa belajar langsung mengakses dan mengeksplorasi data sektoral, menganalisisnya untuk menghasilkan informasi, sekaligus memanfaatkan open data bagi riset yang relevan dan berdampak,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Sherlita juga merujuk pada survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024 yang menunjukkan bahwa 75,28 persen masyarakat Indonesia belum pernah menggunakan layanan AI, sementara sisanya menggunakan untuk kebutuhan asisten virtual, pendidikan, hiburan, hingga kesehatan. Fakta ini, menurutnya, menunjukkan pentingnya peningkatan literasi digital generasi muda agar mampu menjawab tantangan ke depan.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan berbagai sektor untuk membangun ekosistem data yang inklusif dan berkelanjutan, serta melahirkan generasi cerdas digital yang siap menghadapi masa depan,” pungkasnya. (MC Prov Jatim /hjr/eyv)