- Oleh MC KAB BALANGAN
- Rabu, 4 September 2024 | 13:07 WIB
: Penyuluhan bahaya pernikahan dini oleh Dinas Sosial dan TP PKK Halmahera Barat, di SMA Negeri 1 Halmahera Barat, Selasa (26/8/2025)/ Yadi.
Oleh MC KOTA TIDORE, Rabu, 27 Agustus 2025 | 22:37 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 75
Halbar, InfoPublik - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, bersama Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) menggelar penyuluhan di SMA Negeri 1 Halmahera Barat, Selasa (26/8/2025).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pemateri, yakni Kepala Dinas Sosial P3A Halbar Amos Sully, Ketua PKK Halbar Meri Uang Popala Uang, Dokter Spesialis Kandungan dr. Devi, Sp.Og, serta perwakilan Unit PPA Polres Halbar Brigpol Endang S. Hafel.
Fokus utama penyuluhan adalah memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bahaya pernikahan dini.
Amos Sully menekankan bahwa kolaborasi ini sekaligus menjadi upaya memperkuat deteksi dini terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak.
“Sosialisasi ini mengingatkan masyarakat bahwa setiap persoalan bisa langsung diadukan ke Dinas Sosial,” jelas Amos.
Menurut dia, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui jalur pengaduan jika terjadi dugaan kekerasan atau pelecehan anak. Karena itu, Dinas Sosial telah membentuk lembaga perlindungan di sejumlah desa dengan melibatkan ibu kepala desa selaku Ketua PKK, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta tokoh masyarakat.
“Kalaupun kasus tidak terselesaikan melalui hukum adat, maka bisa langsung dilaporkan ke Dinas Sosial agar penanganannya lebih tepat,” tambahnya.
Sementara itu, Meri Uang Popala menegaskan bahwa pernikahan usia muda berisiko memicu stunting karena kondisi kesehatan dan kesiapan reproduksi yang belum matang.
“Jika pernikahan dini tidak ditekan, maka akan berdampak pada masa depan anak dan kualitas generasi bangsa,” tegas Meri.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut juga sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mewujudkan Generasi Emas 2025.
Meri berharap para siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga mampu menyebarkan pengetahuan itu kepada teman sebaya.
Melalui kegiatan ini, para pelajar juga diajak berperan aktif dalam mencegah pernikahan dini, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maupun kekerasan terhadap anak di lingkungan sekitar mereka.
(MC Tidore)