Inovasi Konverter BBM ke Gas Hadir di Kalbar untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

:


Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Jumat, 29 Agustus 2025 | 09:26 WIB - Redaktur: Untung S - 36


Pontianak, InfoPublik - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, meluncurkan Inovasi Konverter Kit Mesin Berbahan Bakar Minyak (BBM) ke Gas di Grand Hotel Kartika Pontianak, pada Rabu (27/8/2025).

Peluncuran inovasi ini juga disertai dengan uji coba yang dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Kalbar yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional dan membantu nelayan, petani, serta UMKM dengan biaya operasional yang lebih rendah dan ramah lingkungan.

Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan memberikan dukungan penuh terhadap inovasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konverter kit ini adalah produk lokal yang sangat potensial dan harus segera dipatenkan.

“Ini inovasi luar biasa dari putra Kalbar. Harus segera dipatenkan agar tidak diakui pihak lain. Produk ini sangat ekonomis, bisa menghemat hingga 50 persen biaya bahan bakar dibandingkan BBM, dan juga ramah lingkungan,” ujar Krisantus.

Sementara itu, sang pencetus inovatif konverter BBM ke BBG Amin Ben Gas, inovator dan pencipta Konverter ABG, menandai penggunaan BBG pada mesin speedboat sebagai yang pertama di Indonesia. Dalam peluncuran ini, Amin mengungkapkan bahwa teknologi konversi ini telah melalui proses pengembangan dan uji coba selama lima hingga enam tahun sejak 2019.

“Kita launching speedboat BBG pertama di Indonesia. Teknologi ini sudah kami uji coba bertahun-tahun, dan sekarang siap digunakan nelayan, petani, hingga UMKM. Bahkan bisa juga diaplikasikan ke genset, pompa air, mesin giling padi, dan alat-alat pertanian lainnya,” jelas Amin.

Setelah peluncuran di Kalbar, Amin menyatakan akan menggandeng berbagai kementerian seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Kementerian UMKM, dan Kementerian Perhubungan untuk mendorong penerapan konverter kit ini di seluruh provinsi di Indonesia.

Lebih lanjut, program ini tidak hanya menyasar mesin perikanan atau pertanian, tapi juga berpotensi untuk diterapkan pada wisata air, olahraga balap perahu berbahan bakar gas, serta transportasi pedesaan berbasis BBG.

“Kita ingin buktikan bahwa nelayan dan petani kecil bukan beban pemerintah. Justru bisa bantu pemerintah dengan beralih ke BBG non-subsidi yang efisien dan aman,” pungkas Amin.

Selain lebih hemat, penggunaan BBG non-subsidi pada mesin-mesin pertanian dan perikanan juga dinilai mengurangi beban subsidi pemerintah. Amin menyebutkan bahwa dengan pemakaian LPG 5 kg non-subsidi, pelaku usaha kecil dan nelayan tetap bisa mendapatkan efisiensi hingga 55%, tanpa bergantung pada subsidi negara.

Dari sisi keamanan, Amin memastikan bahwa sistem konverter yang digunakan telah memenuhi standar SNI dan dilengkapi fitur keselamatan, seperti regulator otomatis dan kran pengaman.

“Gas hanya bisa meledak kalau digunakan di ruang tertutup dengan kadar gas lebih tinggi dari udara. Di lapangan terbuka seperti ini, sangat aman. Sejauh ini, dari ratusan ribu unit yang sudah digunakan di berbagai daerah, insiden nihil, alias zero,” tegasnya.

Ke depan, pengembangan lebih lanjut akan melibatkan akademisi dari ITB dan berbagai pihak swasta untuk mempercepat adopsi teknologi ini. Amin berharap semua pihak bisa mengawal dan mendukung program ini agar tidak berhenti di Kalbar saja.(rfa/irm)

 

-->