Safriati Soroti Masalah Sosial dan Pendidikan di Aceh

: Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Hj. Safriati, menggelar sosialisasi Mencegah Bullying dan Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri 4 Banda Aceh, Senin (20/1/2025). FOTO MC ACEH/IMA


Oleh MC PROV ACEH, Selasa, 21 Januari 2025 | 12:14 WIB - Redaktur: Juli - 215


Banda Aceh, InfoPublik – Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Safriati menggelar kegiatan sosialisasi bertema "Mencegah Bullying dan Kesehatan Reproduksi" di SMP Negeri 4 Banda Aceh, Senin (20/1/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh ratusan siswa dan diwarnai dengan berbagai bentuk dukungan, termasuk pembagian tablet tambah darah, pemberian alat drumband, dan penyerahan Al-Qur'an untuk musala sekolah.

Dalam sambutannya, Safriati yang merupakan alumnus SMP Negeri 4 Banda Aceh (1984–1987), mengajak siswa untuk terus bersemangat dalam belajar dan memanfaatkan peluang untuk mengembangkan diri.

"Prestasi akademik bukan satu-satunya kunci sukses. Kembangkan kemampuan melalui kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, dan kuasai bahasa Inggris tanpa melupakan bahasa ibu," pesan Safriati.

Ia juga menegaskan pentingnya menjaga kehormatan diri dan membangun lingkungan sosial yang positif. "Laporkan jika terjadi bullying. Semua anak berhak mendapatkan perlindungan. Tidak boleh ada kekerasan di mana pun. Jadilah generasi yang tangguh dan percaya diri," ujarnya.

Safriati turut menyoroti sejumlah masalah sosial di Aceh, seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan meningkatnya kasus HIV/AIDS. Ia menekankan pentingnya pendidikan, asupan gizi, dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sebagai fondasi menciptakan generasi berkualitas.

"Kalian adalah penerus bangsa. Jaga nama baik sekolah, hormati guru, dan patuhi orang tua. Tanpa pendidikan, kita tidak akan menjadi apa-apa," lanjut Safriati.

Kepala SMP Negeri 4 Banda Aceh, Fitriani, mengapresiasi perhatian yang diberikan Safriati terhadap sekolah yang memiliki 483 siswa ini. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, Sulaiman Bakri, mengungkapkan tantangan yang dihadapi sekolah, termasuk keterbatasan lahan yang tidak sebanding dengan jumlah siswa.

Sulaiman juga menyampaikan target sekolah untuk meraih predikat Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional pada tahun 2025, setelah sebelumnya meraih predikat Adiwiyata. Ia mengajak semua pihak untuk mendukung pencapaian ini agar SMP Negeri 4 mampu bersaing di tingkat nasional.

Setelah mengunjungi SMP Negeri 4 Banda Aceh, Safriati bersama rombongan melanjutkan kegiatan ke Pesantren Darul Hikmah di Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Rombongan disambut hangat oleh dewan guru dan sekitar seratus santri.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah, Soufyan M. Saleh, menjelaskan bahwa pesantren tersebut menampung 600 pelajar, termasuk anak-anak korban tsunami dan dari keluarga kurang mampu. Selain pendidikan pesantren, lembaga ini juga menyelenggarakan sekolah umum mulai dari tingkat PAUD hingga Madrasah Aliyah.

"Sebagian besar anak di sini berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, sehingga sulit membebankan biaya pendidikan. Namun, kami bersyukur atas dukungan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri, yang terus membantu pengembangan pesantren ini," ungkap Soufyan.

Dalam kunjungan ke Dayah Darul Hikmah, Safriati menyerahkan sejumlah bantuan, termasuk Al-Qur'an, tanaman buah, buku perpustakaan, serta kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan minyak goreng.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Pj Ketua PKK Aceh Besar, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), Kepala Rumah Sakit Ibu dan Anak, serta istri pimpinan Bank Aceh. (MC ACEH/01) 

 

-->