- Oleh Wandi
- Selasa, 15 Juli 2025 | 11:53 WIB
: Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, Akhmad Fauzin,./Foto Istimewa/MCH Makkah
Mekkah, InfoPublik – Dua pekan menjelang puncak ibadah haji 1446 H/2025 M, pemerintah Indonesia mengingatkan jemaah agar lebih bijak mengelola energi. Aktivitas fisik yang berlebihan, seperti umrah sunah berulang dan ziarah ke luar kota, disarankan untuk dikurangi demi menjaga kebugaran fisik menjelang fase krusial ibadah.
Imbauan itu disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, Akhmad Fauzin, dalam konferensi pers operasional haji hari ke-20, dalam siaran persnya yang diterima Rabu (21/5/2025).
“Masih ada sekitar dua pekan sebelum puncak haji. Gunakan waktu ini untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Jangan menguras energi untuk hal yang tidak wajib,” ujar Fauzin.
Fauzin mendorong jemaah untuk memprioritaskan kegiatan yang bersifat edukatif dan memperdalam pemahaman manasik haji. Menurutnya, pelaksanaan manasik yang diadakan di hotel bukan sekadar rutinitas, melainkan bekal strategis dalam menghadapi rukun dan wajib haji.
“Penting untuk memahami tata cara ibadah, termasuk skenario darurat seperti sakit atau kelelahan. Ini ibadah puncak yang tidak boleh gagal karena salah persiapan,” jelasnya.
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan prakiraan cuaca, suhu di Makkah saat puncak haji diperkirakan bisa menyentuh 45–50 derajat Celsius. Dalam kondisi tersebut, risiko heatstroke dan dehidrasi meningkat, terutama bagi jemaah lansia dan mereka dengan kondisi medis tertentu.
“Kalau tidak kuat berjalan jauh ke Masjidil Haram, cukup salat fardu di masjid hotel. Jangan korbankan kesehatan hanya demi keinginan pribadi,” kata Fauzin.
Fauzin juga menggarisbawahi pentingnya peran keluarga di Indonesia untuk turut aktif memberikan edukasi dan dukungan moral. Ia meminta agar keluarga tidak mendorong jemaah melakukan aktivitas tambahan yang melelahkan demi ‘kesempurnaan’ ibadah.
“Bagi lansia, keselamatan dan kemampuan fisik lebih utama daripada mengejar semua ibadah sunah. Keluarga di rumah bisa bantu dengan terus mengingatkan lewat pesan atau telepon,” imbuhnya.
Menutup keterangannya, Fauzin kembali menegaskan bahwa haji mabrur tidak hanya soal jumlah ibadah yang dilakukan, tetapi kesiapan fisik, ketepatan pelaksanaan, dan ketulusan niat.
“Yang terpenting, ibadah berjalan lancar, fisik terjaga, dan semangat tetap menyala. Haji Indonesia harus aman, nyaman, dan mabrur sepanjang umur,” pungkasnya.