Persoalan Haji 2025 Terurai Satu per Satu, Jadi Pelajaran Berharga untuk Masa Depan

: Menteri Agama Nasarudin Umar. /Foto Istimewa/MCH Daker Makkah


Oleh Wandi, Sabtu, 31 Mei 2025 | 21:23 WIB - Redaktur: Untung S - 290


Makkah, InfoPublik – Di tengah suasana khidmat Masjidil Haram, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan kabar menggembirakan terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Meski awalnya dibayangi tantangan besar, khususnya akibat perubahan sistem layanan berbasis delapan syarikah, berbagai persoalan krusial berhasil diurai satu per satu.

Didampingi Menteri PPPA Arifah Fauzi, Wamenag Romo Muhammad Syafi’i, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, dan jajaran Amirul Hajj, Menag menyampaikan bahwa capaian itu bukan semata keberuntungan, melainkan hasil dari kerja keras dan inovasi tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

“Alhamdulillah, kita bersyukur pada Allah Swt karena satu per satu persoalan yang kita hadapi kemarin sudah terurai dengan baik,” ujar Menag sebagaimana dilansir Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (31/5/2025).

Menag mengapresiasi “ijtihad” dan keberanian para petugas lapangan yang berhasil mengatasi potensi masalah besar dalam waktu yang relatif singkat. Sistem baru yang sempat menimbulkan kekhawatiran mampu dijinakkan dengan pendekatan yang kreatif dan terukur.

“Kejeniusan teman-teman PPIH sangat terasa. Mereka berani melakukan terobosan yang sebelumnya tidak terpikirkan, sehingga berbagai hal yang dikhawatirkan justru bisa diselesaikan lebih cepat,” jelasnya.

Transformasi sistem dari satu pengelola tunggal menjadi delapan syarikah memang menuntut adaptasi cepat dan pengelolaan yang jauh lebih kompleks. Namun, justru dari situlah lahir pembelajaran penting dalam manajemen ibadah berskala besar.

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyampaikan pentingnya dokumentasi dan pelaporan menyeluruh dari seluruh proses penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap anggota Amirul Hajj diminta menyusun catatan, dokumentasi visual, dan laporan kegiatan mereka.

“Kita ingin memiliki buku besar pelaksanaan haji, dari A sampai Z. Buku ini bukan hanya dokumentasi, tapi akan menjadi referensi wajib dan warisan pengetahuan untuk tahun-tahun berikutnya,” jelas Nasaruddin.

Dokumen ini nantinya akan diserahkan kepada Presiden RI sebagai bahan pertimbangan strategis dalam menyusun kebijakan haji di masa depan.

Meski mayoritas persoalan sudah teratasi, Menag tidak menutup mata bahwa masih ada ruang penyempurnaan. Ia menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh untuk memperkuat titik-titik yang masih lemah dan memastikan bahwa sistem layanan haji makin kokoh di masa depan.

“Tahun ini jadi tahun pembelajaran yang luar biasa. Tantangannya besar, tapi hasilnya insya Allah menjadi fondasi kuat untuk penyelenggaraan haji yang lebih sempurna di tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

-->