- Oleh Wandi
- Selasa, 15 Juli 2025 | 11:53 WIB
: Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mematuhi ketentuan Pemerintah Arab Saudi menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Imbauan ini disampaikan Menag usai menghadiri simposium bersama Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi di Jeddah.(Foto Rini/MCH Jeddah)
Oleh Wandi, Selasa, 3 Juni 2025 | 22:03 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 151
Jeddah, InfoPublik — Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mematuhi ketentuan Pemerintah Arab Saudi menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Imbauan ini disampaikan Menag usai menghadiri simposium bersama Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi di Jeddah.
“Cuaca saat ini sangat panas, bisa mencapai 50 derajat Celsius. Karenanya, jemaah diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari. Bahkan untuk shalat Jumat pun dianjurkan di sekitar hotel masing-masing,” ujar Nasaruddin sebagaimana siaran persnya dilansir Media Center Haji (MCH) Jeddah, Selasa (3/6/2025).
Ia menegaskan, selama di Arafah, jemaah harus menghindari keluar tenda dan tidak memaksakan diri berkunjung ke lokasi seperti Jabal Rahmah. Kepolisian Arab Saudi, lanjutnya, akan menertibkan mobilitas jemaah demi keselamatan bersama.
Selain itu, Menag juga mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunnah berlebihan, seperti umrah berkali-kali, karena dapat menguras energi dan memperbesar risiko gangguan kesehatan.
Dalam pertemuan lanjutan dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, pihak Saudi mengungkapkan keprihatinan atas tingginya angka jemaah wafat, khususnya dari Indonesia. Mereka mempertanyakan sistem seleksi kesehatan sebelum keberangkatan serta kesiapan tenaga medis di lapangan.
Menag menjelaskan bahwa sebelumnya dokter Indonesia dibatasi dalam memberi layanan medis di tenda atau klinik sendiri. Namun, setelah dialog dan klarifikasi yang disampaikan oleh Kepala BPOM sekaligus anggota Amirul Hajj, Taruna Ikrar, Pemerintah Arab Saudi melonggarkan aturan tersebut.
“Menteri Kesehatan Saudi akhirnya menyepakati bahwa dokter Indonesia dapat kembali memberikan layanan medis di klinik-klinik haji. Ini penting karena banyak jemaah merasa lebih nyaman berobat di klinik Indonesia, terutama karena kendala bahasa,” kata Menag Nasaruddin Umar.
Menag menyambut baik sikap kooperatif Arab Saudi dan menyebut kerja sama ini sebagai langkah produktif dalam memperkuat pelayanan haji. Ia menegaskan, masukan dari otoritas Saudi akan menjadi bahan evaluasi penting untuk perbaikan penyelenggaraan haji di masa depan.
“Kita harus terus introspeksi dan mengambil pelajaran dari tahun ini, agar penyelenggaraan haji Indonesia semakin baik ke depan,” pungkasnya.