- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Sidang Tahunan MPR Ketua MPR Ahmad Muzani (kiri) bersama Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) dan Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin (kanan) menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (ANTARAFOTO/Rivan Awal Lingga/app/rwa)
Oleh Juli, Jumat, 15 Agustus 2025 | 11:03 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 104
Jakarta, InfoPublik – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan bahwa demokrasi Indonesia berakar kuat pada sila ke-4 Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Menurutnya, demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berjiwa gotong royong, jauh dari sekadar demokrasi yang hanya mengedepankan kepentingan pribadi.
“Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan kepentingan bersama, membangun bangsa melalui permusyawaratan dan perwakilan yang berlandaskan hikmat kebijaksanaan,” ujar Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR RI 2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Puan menekankan pentingnya investasi di bidang pendidikan, penguasaan teknologi, dan pembangunan karakter bangsa sebagai inti dari pembangunan manusia nasional. Ia juga mengingatkan bahwa setengah dari potensi bangsa Indonesia adalah perempuan.
Berdasarkan data BPS 2024, sebanyak 49 persen penduduk Indonesia adalah perempuan. Oleh karena itu, kontribusi perempuan harus ditingkatkan, tidak hanya dari sisi hak asasi manusia, tetapi juga dalam peran aktif membebaskan masyarakat dari belenggu ketidakadilan, kemiskinan, dan ketertinggalan.
"Pembangunan bukan hanya untuk laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi laki-laki dan perempuan harus sama-sama sejahtera,” tegasnya.
Dalam paparannya, Puan menyebut keterwakilan perempuan di parlemen saat ini baru mencapai 21,9 persen atau 127 dari seluruh anggota DPR, masih jauh dari target 30 persen. “Suara perempuan ibarat simfoni yang membentuk harmoni bangsa. Tanpa suara itu, bangsa akan kehilangan harmoni—menjadi sekadar denting yang tak pernah menjadi lagu,” ucapnya.
Ketua DPR RI juga menyoroti tantangan menjaga kebudayaan di tengah derasnya arus globalisasi. Menurut Puan, kebudayaan tidak hanya diwariskan, tetapi juga harus diarahkan untuk memberi pedoman moral bagi bangsa. “Nilai-nilai budaya bangsa tidak boleh luntur. Justru di tengah perubahan zaman, kita harus semakin kokoh menjaga jati diri,” pesannya.
Pidato ini menjadi bagian penting dalam rangkaian Sidang Tahunan MPR RI 2025, yang berlangsung bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, mengusung semangat persatuan dan gotong royong menuju Indonesia Emas 2045.