- Oleh Tri Antoro
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 07:14 WIB
: Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan SIdang Bersama DPR-DPD RI 2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (Amiriyadi/InfoPublik)
Oleh Juli, Jumat, 15 Agustus 2025 | 15:11 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 126
Jakarta, InfoPublik – “Wong cilik iso gemuyu.” Kalimat sederhana itu meluncur dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto di tengah pidato sidang Tahunan MPR RI, di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (15/8/2025). Sebuah pesan yang menghangatkan hati, namun sekaligus menggambarkan tekad kuat untuk memastikan rakyat kecil hidup lebih layak tidak takut lapar, tidak takut sakit, dan tidak takut anaknya tidak bisa sekolah.
Dalam laporannya, Presiden memaparkan capaian yang telah diraih selama 299 hari memimpin. Salah satunya, Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini telah menjangkau 20 juta anak sekolah, anak belum sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui setiap hari. Program ini bukan sekadar pembagian makanan, tapi investasi masa depan bangsa. Data menunjukkan, kehadiran siswa di sekolah meningkat dan prestasi membaik.
Tidak hanya itu, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah dimanfaatkan lebih dari 18 juta warga. Sebanyak 66 rumah sakit di 66 kabupaten sedang ditingkatkan kelasnya, dan KEK Sanur sedang disiapkan sebagai pusat layanan medis bertaraf internasional. “Kita ingin rakyat tidak perlu berobat ke luar negeri,” tegas Presiden.
Bidang sosial pun mendapat perhatian besar. Melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), bantuan tepat sasaran menjadi nyata. Sebanyak 100 Sekolah Rakyat telah berdiri, memberi ruang belajar yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, lengkap dengan fasilitas tidur, belajar, hingga komputer.
Di sektor ekonomi, pemerintah membentuk Danantara, lembaga investasi raksasa dengan aset lebih dari USD 1 triliun yang ditargetkan menciptakan jutaan lapangan kerja berkualitas. Petani tersenyum karena harga gabah stabil di Rp6.500/kg, stok beras nasional mencapai 4 juta ton, bahkan Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung.
Namun di balik angka dan capaian, pidato ini sejatinya berbicara tentang nilai: gotong royong, keberpihakan pada yang lemah, dan tekad menjaga kedaulatan. Dari diplomasi internasional bergabung dengan BRICS, menjadi tamu kehormatan di India dan Prancis, hingga memperjuangkan Palestina. Presiden Prabowo ingin dunia melihat Indonesia sebagai kekuatan ekonomi sekaligus kekuatan moral.
Pesan akhirnya sederhana, namun tegas: kemerdekaan sejati adalah saat setiap warga bisa hidup bermartabat, dan bangsa ini berdiri tegak di panggung dunia.