Perekonomian Nasional Optimistis Hadapi Downside Risks Ekonomi Global

: Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menempel label pada produk kecap sehat buatannya di rumah produksi kecap Tugu Jawa, Malang, Jawa Timur, Selasa (22/7/2025). UMKM binaan Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mendapat pendampingan serta pelatihan digital marketing yang mendorong peningkatan produksi dari 300 liter menjadi satu ton per bulan dalam lima tahun terakhir sehingga kini mampu diekspor ke Hongkong maupun dijual secara daring ke berbagai daerah di Indonesia dengan harga Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per botol tergantung varian. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.


Oleh Ismadi Amrin, Sabtu, 16 Agustus 2025 | 10:21 WIB - Redaktur: Untung S - 196


Jakarta, InfoPublik - Indonesia tetap optimistis mampu menjaga daya tahan perekonomian di tengah kondisi global saat ini, terlebih realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama atau Q1-2025 relatif menguat dibandingkan sejumlah negara lain.

Di samping itu, dalam menghadapi downside risks perekonomian global tersebut, Indonesia mengupayakan terobosan negosiasi perdagangan melalui perluasan cakupan layanan digital, investasi asing, serta reformasi struktural dengan peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja, penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kompetisi dan inovasi, serta adopsi kemajuan teknologi.

”Sejumlah leading indicator, indeks kepercayaan konsumen positif, kemudian juga penjualan riil juga positif, realisasi investasi tadi juga Bapak Presiden menyampaikan ini sesuai dengan target di Rp924,9 triliun, ekspor-impor neraca perdagangan juga positif, ekspor tumbuh double digit 11,29 persen dan impor 4,28 persen, neraca perdagangan di bulan Juni 2025 sebesar USD4,1 miliar, dan cadangan devisa relatif aman lebih dari 6 bulan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan Tahun Anggaran (TA) 2026, di Jakarta, Jumat (15/8/2025) menjelang HUT ke-80 RI.

Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimal juga tercermin dari perbaikan pada indikator ketenagakerjaan dimana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)mengalami penurunan dari 4,91 persen pada Februari 2024 menjadi 4,76 persen pada bulan Februari 2025.

Di samping itu, kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan dari 1,26 persen pada bulan Maret 2024 menjadi 0,85 persen pada bulan Maret 2025. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), strategi utama untuk penanggulan kemiskinan tersebut diarahkan melalui stabilitas ekonomi makro dan penciptaan kesempatan kerja.

Untuk 2026, tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RAPBN disusun selaras untuk menuju Indonesia Tangguh dan Sejahtera melalui kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi.

Strategi besar kebijakan Pemerintah yang telah disiapkan untuk mendukung pencapaian ekonomi di 2026 diantaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis (MBG), program pendidikan, program kesehatan, program pembangunan desa, koperasi, dan UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.

“Beberapa hal yang diarahkan Bapak Presiden terkait dengan aspek kita dan ini kita dorong beberapa hal yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja, pembangunan SDM, pendidikan, kesehatan, kemudian hilirisasi, industrialisasi,” jelas Menko Airlangga.

Selain itu, Pemerintah juga tetap berkomitmen melanjutkan serangkaian langkah strategis melalui berbagai sumber ekonomi baru untuk mendorong daya saing ekonomi, seperti diversifikasi pasar ekspor dan mitra dagang dengan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan memperluas akses ke pasar non-tradisional seperti Afrika dan Timur Tengah serta memperkuat kerja sama multilateral, transformasi digital dan ekonomi kreatif, penguatan hilirisasi industri dan semikonduktor, serta transisi energi.

Ke depan, lanjut Airlangga, Pemerintah tetap optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 dan 2026 akan dapat dicapai dengan mempertimbangkan peningkatan signifikan investasi, impor barang modal, dan belanja modal Pemerintah pada semester I-2025 yang akan berdampak positif terhadap produksi selanjutnya, stimulus ekonomi pada semester I-2025 yang terbukti mampu menjaga resiliensi ekonomi dan akan dilanjutkan pada semester II-2025, deregulasi serta reformasi perdagangan dan investasi yang akan meningkatkan kepercayaan investor, serta perbaikan daya saing untuk pemanfaatan kerja sama perdagangan dan investasi.

“Harapan berikut tentu APBN bisa dieksekusi lebih awal dibandingkan tahun 2025, sehingga akselerasi ekonomi bisa lebih besar dan Pak Presiden tadi berharap Danantara di semester 2 dan di tahun depan akan lebih berakselerasi,” pungkas Menko Airlangga.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Tri Antoro
  • Minggu, 31 Agustus 2025 | 07:14 WIB
Presiden Tunda Lawatan ke Tiongkok, Fokus Awasi Situasi Nasional
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
Sembako Murah Jadi Kado HUT ke-80 RI untuk Warga Maluku Tenggara
  • Oleh MC KAB PULANG PISAU
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:30 WIB
Bupati Pulang Pisau: Gerakan Pangan Murah Jadi Langkah Tekan Inflasi Daerah
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:59 WIB
Donor Darah Wujud Nyata Kepedulian dan Cinta Tanah Air
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
Pangan Murah di Lumajang: Simbol Kemerdekaan Ekonomi untuk Rakyat
  • Oleh Tri Antoro
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:07 WIB
Presiden Prabowo Pastikan Keadilan bagi Keluarga Affan Kurniawan
-->