- Oleh Untung Sutomo
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 06:34 WIB
: Ilustrasi ChatGPT
Oleh Tri Antoro, Sabtu, 16 Agustus 2025 | 14:07 WIB - Redaktur: Untung S - 188
Jakarta, InfoPublik - Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, mengatakan para Presiden RI terdahulu memiliki peran yang penting dalam menciptakan Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur.
Sesuai dengan cita-cita pembentukan negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Prabowo menjelaskan, setiap kebijakan yang diambil kala para Presiden RI terdahulu menjabat dilakukan dalam rangka membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Seperti yang dilakukan oleh Presiden Pertama RI, Soekarno, yang berperan dalam fase krusial pembentukan dan pembelaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia adalah simbol perlawanan, penyatu bangsa, dan arsitek kenegaraan yang berperan besar dalam menegakkan keutuhan Indonesia di tengah pusaran geopolitik dunia yang sedang bergejolak.
“Presiden Soekarno telah memimpin perjuangan pembentukan NKRI,” kata Presiden Prabowo saat Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025).
Soekarno mampu mengonsolidasikan kekuatan nasional serta menggalang dukungan internasional, sehingga pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia akhirnya terwujud secara de jure pada Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949. Dalam masa transisi yang genting ini, Soekarno memainkan peran vital sebagai pemersatu berbagai faksi politik dan militer yang beragam, mencegah fragmentasi nasional, dan meneguhkan semangat persatuan dalam bingkai NKRI.
Pasca pengakuan kedaulatan, Soekarno menghadapi tantangan baru: menjaga keutuhan wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam. Ia berhadapan dengan upaya disintegrasi, seperti pemberontakan PRRI/Permesta, Darul Islam, dan separatisme lainnya yang didukung oleh kekuatan eksternal.
Dalam konteks Perang Dingin, di mana blok Barat dan Timur saling berebut pengaruh, Soekarno dengan cermat memainkan posisi Indonesia agar tidak jatuh dalam dominasi satu kutub kekuasaan global.
Dengan semangat nasionalisme yang tinggi dan strategi politik yang berani, Soekarno menggabungkan kekuatan militer, diplomasi, dan ideologi untuk menjaga agar Indonesia tetap utuh sebagai satu negara.
“Berhasil mempertahankan keutuhan wilayah RI di tengah berbagai intervensi dan invasi dari negara-negara asing,” kata Prabowo.
Ada pencapaian monumental Soekarno dalam menjaga integritas wilayah Indonesia adalah keberhasilannya dalam mengintegrasikan Irian Barat (kini Papua) ke dalam NKRI. Selama bertahun-tahun, wilayah ini masih berada di bawah kekuasaan Belanda, yang menolak melepaskannya meski Indonesia telah merdeka.
Soekarno memimpin kampanye besar-besaran, baik di dalam negeri maupun internasional, untuk menuntut kembalinya Irian Barat. Ia meluncurkan Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 1961 sebagai bentuk tekanan militer.
Akhirnya, melalui campur tangan Amerika Serikat dan mediasi PBB, Belanda setuju menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) dan kemudian resmi menjadi bagian dari NKRI pada 1 Mei 1963. Keberhasilan ini bukan hanya soal penambahan wilayah, tetapi simbol kemenangan diplomasi nasional atas imperialisme.
“Presiden Soekarno juga berhasil mengintegrasikan Irian Barat ke dalam NKRI,” katanya.