- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:24 WIB
: Presiden Prabowo Subianto meresmikan pembukaan Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) Tahun 2025 yang digelar di Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang, pada Rabu (21/5/2025). (Foto: BPMI Setpres)
Oleh Tri Antoro, Rabu, 21 Mei 2025 | 22:04 WIB - Redaktur: Untung S - 366
Jakarta, InfoPublik – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa kedaulatan bangsa sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi secara mandiri.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat membuka Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) di Nusantara Hall, ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Rabu (21/5/2025).
“Kedaulatan suatu bangsa dijamin oleh kemampuannya memenuhi pangan dan energi untuk rakyatnya. Kelangsungan hidup bangsa tergantung pada dua hal ini,” kata Presiden.
Prabowo mengapresiasi capaian signifikan dalam dua sektor strategis tersebut selama enam bulan pertama pemerintahannya. Di bidang pangan, ia menyebut Indonesia mencatatkan cadangan beras dan jagung terbesar dalam sejarah, hingga memerlukan pembangunan gudang improvisasi karena kapasitas penyimpanan yang tidak mencukupi.
“Sejak berdirinya Republik, baru kali ini kita punya cadangan pangan sebesar ini. Kita sampai khawatir kekurangan tempat penyimpanan,” jelasnya.
Untuk sektor energi, Presiden meresmikan produksi perdana Lapangan Forel dan Terubuk di Natuna, yang menambah pasokan 20 ribu barel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas per hari. Proyek ini, lanjutnya, dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga kerja nasional.
“Ini bukan sekadar pencapaian teknis. Ini adalah tonggak sejarah menuju swasembada energi nasional,” ucap Presiden.
Ia juga menyoroti pentingnya kebijakan yang berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan sekadar angka atau prosedur. Menurutnya, dengan berpikir rasional dan memprioritaskan kepentingan nasional, hasil konkret bisa diraih dalam waktu singkat.
“Kalau terus bergantung pada impor, kita kehilangan hingga USD40 miliar tiap tahun. Itu angka besar yang seharusnya bisa digunakan untuk membangun bangsa,” tegasnya.
Presiden Prabowo mengajak semua pihak—pemerintah, BUMN, dan swasta dalam serta luar negeri—untuk bekerja sama mewujudkan kemandirian energi, termasuk dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.
“Mari kita bersinergi. Semua sektor harus bersama-sama membangun ketahanan energi nasional,” tutupnya. (BPMI Setpres)