Kadin Indonesia Nilai Presiden Trump Masih Buka Ruang untuk Negosiasi

: Seorang warga memancing saat adanya aktivitas bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Jakarta, Selasa (1/7/2025). Badan Pusat Statistik menyatakan Indonesia memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar USD4,30 miliar pada Mei 2025 yang diraih berdasarkan perhitungan nilai ekspor sebesar USD24,61 miliar, dikurangi impor sebesar USD20,31 miliar di periode yang sama sekaligus mencatatkan surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. (ANTARA FOTO/Fauzan/nym)


Oleh Ismadi Amrin, Jumat, 11 Juli 2025 | 19:50 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 289


Jakarta, InfoPublik - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani menilai surat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump ke Presiden Prabowo Subianto terkait kebijakan tarif masih membuka ruang negosiasi.

"Surat dari Presiden Trump masih membuka ruang diskusi. Dalam surat itu dijelaskan bahwa negosiasi masih dimungkinkan," kata Shinta dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Shinta berharap sikap proaktif Indonesia untuk terus bernegosiasi dapat dilihat sebagai upaya positif oleh pemerintah AS. Dengan begitu, tarif 32 persen bisa saja diturunkan dengan berbagai kemungkinan.

Meski menyambut terbukanya ruang negosiasi, Shinta menegaskan bahwa posisi AS tetap unilateral. Trump disebut tetap berpegang pada kepentingan domestik sebagai prioritas utama.

Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump mengirim surat resmi kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto soal kenaikan tarif sebesar 32 persen tertanggal 7 Juli 2025.

"Hubungan kita, sayangnya jauh dari timbal balik. Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif 32 persen kepada Indonesia atas semua produk Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat, terpisah dari semua tarif sektoral," tulis Trump di akun X @TrumpTruthOnX.

"Harap dipahami bahwa angka 32 persen tersebut jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesenjangan defisit perdagangan yang kami miliki dengan negara Anda," ujar Trump.

Donald Trump juga mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut bagian dari koreksi atas kebijakan tarif, nontarif Indonesia, dan hambatan perdagangan selama bertahun-tahun. Sehingga, lanjutnya, menyebabkan defisit perdagangan yang tidak berkelanjutan terhadap AS. "Defisit ini merupakan ancaman besar bagi perekonomjan kita dan tentu saja keamanan nasional kita," jelas Trump yang menjalani periode kedua sebagai Presiden Negeri Paman Sam.

Presiden Trump juga menawarkan penyesuaian tarif. Surat tersebut, katanya, dapat dimodifikasi tergantung pada hubungan AS dengan Indonesia. "Tarif ini dapat dimodifikasi, naik atau turun, tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda. Anda tidak akan pernah kecewa dengan Amerika Serikat. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini," kata Trump.

Berikut daftar barang ekspor Indonesia ke AS yang bakal terkena tarif impor AS sebesar 32 persen, yakni mesin dan peralatan listrik, pakaian dan aksesoris pakaian (rajutan dan non-rajutan), alas kaki, serta karet dan produk karet. Selain itu, produk seperti minyak kelapa sawit, kopi, kakao, dan produk perikanan juga menjadi komoditas ekspor yang signifikan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Ismadi Amrin
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:17 WIB
Dunia Usaha Terus Dukung Program MBG
  • Oleh Ismadi Amrin
  • Minggu, 18 Mei 2025 | 16:13 WIB
Kadin Dukung Pemberantasan Praktik Premanisme Penghambat Dunia Usaha
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 11:30 WIB
Peningkatan Investasi Berorientasi Ekspor Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional
-->