Disnaker Kota Malang Terapkan Sistem Digital, Penempatan PMI Kini Lebih Aman

: Masyarakat mengantri pelayanan publik di Mal Pelayanan Publik (MPP), Kota Malang, Rabu (6/8/2025). Amiriyandi/InfoPublik.id


Oleh Tri Antoro, Rabu, 6 Agustus 2025 | 19:01 WIB - Redaktur: Untung S - 217


Kota Malang, InfoPublik — Transformasi digital dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kota Malang kini membuat proses lebih transparan dan tertib.

Melalui Sistem Komputerisasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Sisko P2MI) yang dikelola Kementerian P2MI, setiap pemberangkatan PMI menjadi lebih aman sesuai dengan aturan pemerintah.

“Sekarang setiap nama punya data digital yang terekam rapi. Sulit untuk bermain-main,” ujar Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) PMPTSP Kota Malang, Eka Yudha Sudrajad, di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Malang, Rabu (6/8/2025).

Ia menyebut, dampak digitalisasi membuat ruang gerak calo kian sempit, meskipun belum hilang sepenuhnya. “Masih ada calo, tapi sekarang mereka harus menyamar sebagai petugas antar kerja resmi,” katanya.

Dengan sistem ini, potensi kejahatan terhadap PMI, baik pada tahap prakeberangkatan maupun pascakeberangkatan, dapat berkurang. Disnaker bahkan telah dilengkapi perangkat komputer dan sistem pemindaian sidik jari untuk memastikan hanya petugas resmi yang dapat memproses calon PMI.

Melalui Sisko P2MI, masyarakat dapat langsung mengakses informasi lowongan kerja resmi tanpa perantara. Disnaker membagikan tautan resmi tersebut ke kelurahan dan media sosial, sehingga publik dapat mengaksesnya dengan mudah.

Digitalisasi diharapkan mampu menutup celah penyimpangan dan memperluas akses informasi. Namun, pemberantasan jalur unprosedural, peningkatan minat warga, serta penguatan koordinasi antarinstansi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Masalahnya, saat ada kasus di luar negeri, misalnya meninggal dunia, keluarganya tetap mencari Disnaker. Padahal datanya tidak pernah masuk ke kami,” jelas Eka.

Diketahui, berdasarkan data Disnaker Kota Malang hingga Juni 2025, terdapat 93 PMI yang diproses, terdiri dari 880 perempuan dan 13 laki-laki (berdasarkan KTP Malang meski tidak semua berasal dari kantong PMI kota). Jumlah ini meningkat sekitar 20 persen per tahun pascapandemi.

Negara tujuan terbanyak untuk sektor informal meliputi Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Sementara sektor formal banyak menyasar Jepang, Korea Selatan, dan Polandia.

Pekerjaan informal yang populer antara lain housekeeper, caretaker lansia, babysitter, family cook, gardener, dan driver keluarga. Adapun pekerjaan formal umumnya di pabrik logam, tekstil, dan baterai.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:40 WIB
Kemkomdigi Dorong Digitalisasi di Daerah lewat Klinik Pemerintah Digital
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 16:12 WIB
Menko Kumham Imipas Peringatkan Ancaman dan Peluang Kecerdasan Buatan
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 14:15 WIB
Kemkomdigi Dorong Percepatan Digitalisasi Pemda Lewat Smart City Award
-->