- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:48 WIB
: Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono dalam Rakernis Densus 88 AT Polri di Jakarta (Biro Perencanaan, Hukum dan Humas BNPT)
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 22 April 2025 | 23:32 WIB - Redaktur: Untung S - 426
Jakarta, InfoPublik – Komunitas antiteror Indonesia diingatkan agar harus tetap melakukan kegiatan prioritas sesuai dengan Amanat Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 terkait Pemberantasan Terorisme dan implementasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Yang pertama adalah koordinasi dan sinergi antar instrumen keamanan dan pertahanan dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme. Kedua, penguatan kontra-radikalisasi, deradikalisasi, dan BNPT sebagai pusat analisis dan pengendalian krisis,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Eddy Hartono dalam keteranagnnya terkait Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri di STIK-PTIK, Jakarta, pada Selasa (22/4/2025).
Eddy menjelaskan, pelaksanaan program kontra radikalisasi di era pemerintahan yang melakukan efisiensi harus dilakukan secara empiris.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan seluruh Kementerian/Lembaga untuk terus bersinergi dan memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan aksi terorisme.
"Kami coba memadukan di dalam satgas kontra radikalisasi, misalkan di sini ada BNPT, BIN (Badan Intelijen Negara), BAIS (Badan Intelijen Strategis), Densus 88, kemudian ada Kemenag (Kementerian Agama), Kemensos (Kementerian Sosial). Kegiatannya ada tiga kontra propaganda, ideologi, dan kontra narasi. Nah ini kami sinkronisasi, jangan sampai sama target operasinya," jelasnya.
Menurut Eddy, hingga saat ini, BNPT terus berfokus pada dua Program Prioritas Nasional, yaitu Kesiapsiagaan Nasional dan Deradikalisasi Luar Lapas demi melakukan pencegahan dari hulu hingga hilir.
"Kami sampaikan ke Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) program prioritas ini penting kami lakukan karena ini dari hulunya. Kemudian, kepada mantan-mantan narapidana kita sebut Mitra Deradikalisasi," ungkap Kepala BNPT.
Sementara itu, Kepala Densus 88 AT Polri, Irjen. Pol. Sentot Prasetyo, mengatakan bahwa forum rakernis ini lebih dari sekadar rutinitas kelembagaan karena juga menjadi wujud komitmen institusi antiteror ini dalam merespons ancaman yang semakin berkembang.
“Ini merupakan manifestasi konkret dari komitmen institusional dalam merespon dinamika ancaman kontemporer yang kian kompleks dan multidimensial,” ungkapnya.
Sentot menekankan bahwa tujuan dari rakernis ini adalah untuk menyelaraskan arah kebijakan, meningkatkan kapasitas kelembagaan, dan menguatkan integrasi operasional dalam penanggulangan tindak pidana terorisme di Indonesia.
“Saya ingin mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai ruang kontemplasi dan inovasi strategis, melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang strategis,” tutup Kepala Densus 88 AT Polri.