- Oleh MC KAB GUNUNG MAS
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:00 WIB
: Tim Presidential Communication Office (PCO) meninjau fasilitas layanan kesehatan di RSUD Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara. (Foto: PC0)
Oleh Ismadi Amrin, Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:18 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 373
Jakarta, InfoPublik – Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berpotensi menjadi hub kesehatan bagi sejumlah kabupaten di sekitarnya.
Selama ini, banyak pasien yang berobat di RSUD Baubau berasal dari luar, seperti Buton Selatan, Buten Tengah, Buton Utara, termasuk Muna, Muna Barat, hingga Wakatobi.
Deputi Bidang Materi Komunikasi dan Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Isra Ramli menyoroti potensi besar Baubau sebagai pusat jasa Kesehatan itu.
“Partisipasi dan semangat masyarakat untuk memeriksakan Kesehatan, menehatkan diri itu sangat tinggi. Itu potensinya, modal utama yang sangat berharga,” jelasnya.
Ia mengungkapkan hal tersebut saat melakukan peninjauan sejumlah pelaksanaan program prioritas pemerintah di Kota Baubau. Didampingi Wali Kota Baubau Yusran Fahim dan Wakil Wali Kota Wa Ode Hamsinah Bolu, menyaksikan layanan Program Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Wajo dan Wolio.
Selain kunjungan ke puskesmas, para pejabat juga menemui direksi dan pengelola RSUD Baubau. Mereka melihat langsung layanan yang ada di .rumah sakit tipe C tersebut.
"Hari ini saya mengunjungi dua puskesmas dan RSUD, alhamdulillah Kota Baubau ini siap untuk melaksanakan program CKG. Tadi sebenarnya ini potensial Kota Baubau berkembang menjadi kota jasa di bidang kesehatan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau Lukman menjelaskan RSUD Baubau memang sudah eksis sejak masa kolonial. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan serta perubahan administrasi pemerintahan, sarana dan prasarana rumah sakit sudah mengalami beberapa kali perubahan.
Terutama setelah adanya pemekaran wilayah menjadi beberapa kabupaten dan kota, menjadikan RSUD Kota Baubau sebagai rumah sakit rujukan dari puskesmas-puskesmas yang tidak hanya dari kecanatab setempat, melainkan juga kabupaten lain.
“Setidaknya 70 berbanding 30 persen, 70 dari masyarakat luar Kota Baubau, sisanya baru dari Kota Baubau. Setahu saya, angka dari luar terus bertambah,” ujar Lukman yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Baubau.
Semantara itu, Direktur RSUD Baubau Sadly Salman mengaku rumah sakitnya memang telah menjadi jejaring pengampu layanan KJSU bagi Kota Baubau dan kabupaten sekitar.
Data kunjungan pasien rawat inap tahun 2024 mencatatkan dari 9.903 pasien, yang berasal dari dalam Kota Baubau hanya 3.317 pasien atau 33,49 Persen. Sisanya yang 66,51 persen berasal dari luar.
Kendala dalam pelayanan yang dihadapi saat antara lain, belum erpenuhi SDM spesialis dan subspesialis, serta koordinasi dengan BPJS dalam membuka layanan khusus untuk penyakit jantung.
Padahal, sejumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki sekarang sudah sangat mendukung. Seperti keberadaan layanan unggulan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) serta kesehatan ibu dan anak (KIA).
Menanggapi kondisi tersebut, Deputi I PCO Isra Ramli menyatakan hal terebut menjadi catatan bagi pemerintah pusat untuk dapat mendukung mengatasi segala hambatan RSUD Kota Baubau.
Termasuk bila diperlukan upgrade RSUD menjadi tipe B yang memiliki fasilitas kesehatan lengkap, tenaga medis berkualitas, serta berbagai program kesehatan mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat.