- Oleh Wahyu Sudoyo
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:57 WIB
: Wamenkomdigi Nezar Patria memberikan sambutan saat menghadiri Radar Surabaya Award di Hotel Vaza Surabaya, Kamis (31/07/2025). (Foto: Anhar/Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Sabtu, 2 Agustus 2025 | 20:24 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 252
Jakarta, InfoPublik – Para jurnalis didorong untuk melakukan disiplin verifikasi untuk menjadikan karya mereka sebagai jurnalisme profesional dan membedakannya dengan konten media sosial (medsos).
Hal ini dinilai penting di tengah maraknya disinformasi konten medsos yang dikerjakan oleh pembuat konten atau konten kreator amatir.
“Disiplin verifikasi adalah garis batas antara informasi amatir dan profesional,” tegas Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Radar Surabaya Awards 2025, di Vasa Hotel, Surabaya, pada Kamis (31/7/2025).
Wamen Nezar mencontohkan jurnalis profesional akan selalu mengecek fakta dan mengonfirmasi ke sumber resmi sebelum menyebarkan informasi.
Ia juga mengatakan media arus utama memiliki mekanisme koreksi dan tanggung jawab etik yang dijamin undang-undang.
Hal ini berbeda dengan konten kreator medsos yang tidak terikat pada kewajiban verifikasi.
"Informasi yang dihasilkan oleh media arus utama telah melalui satu proses gatekeeping sehingga informasi yang didapatkan itu bermutu," jelasnya.
Menurut Nezar, media arus utama tidak akan menyebarkan informasi yang salah atau kurang tepat karena Undang-Undang (UU) Pers telah mengatur agar media terverifikasi melakukan koreksi sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga eksistensi media profesional yang berlandaskan jurnalisme berkualitas agar masyarakat tidak terombang-ambing dalam arus informasi yang simpang siur.
"Kehadiran media mainstream sangat penting di tengah lalu lintas media sosial di mana semua orang bisa memproduksi informasi," tandas Nezar Patria.
Acara ini juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Direktur Utama PT Jawa Pos Koran Leak Kustiyo, dan Direktur PT Radar Media Surabaya Lilik Widyantoro.