- Oleh MC KOTA PADANG PANJANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:49 WIB
: Bernaung di Gerkatin, Disabilitas Rungu Tetap Bersemangat dalam Keterbatasan, Foto : Diskominfo Padang Panjang
Oleh MC KOTA PADANG PANJANG, Kamis, 29 Februari 2024 | 18:43 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 207
Padang Panjang, InfoPublik - “RAGA boleh cacat asal jiwanya tidak cacat”, merupakan rangkaian kata pemberi semangat disabilitas rungu yang tergabung dalam Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kota Padang Panjang.
Sejak terbentuk pada 23 Desember 2023 lalu, Gerkatin yang diketuai Iqbal Syahrisma Putra ini mulai aktif melaksanakan program kegiatannya. Di antaranya kelas bahasa isyarat, pendataan disabilitas rungu, bakti sosial, lalu berkolaborasi bersama Gerkatin se-Sumatera Barat.
Disabilitas rungu yang tergabung di Gerkatin saat ini berjumlah lebih kurang 23 orang. Aktivitas keseharian mereka beragam. Ada yang berjualan, karyawan di salah satu industri batik rumahan, usaha rajut dan kuliner.
Iqbal dibantu seorang juru bahasa isyarat, mengatakan posisi tuna rungu mungkin terlihat tidak menguntungkan.
“Namun Allah tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Orang tuna rungu atau tuli sudah jelas banyak menerima ketertinggalan di berbagai informasi Komunikasi dari mulut ke mulut juga terhalang. Walau di sisi yang sangat tidak menguntungkan, tetapi kami tetap bersemangat mengejar ketertinggalan,” tuturnya.
Dikatakannya, mereka sanggup menyamai kesetaraan dengan orang yang berpendengaran melalui akses bervisualisasi. Yaitu membaca bibir, menulis, membaca teks berjalan dan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Anggota Dewan Pertimbangan Gerkatin, Muhamad Ilham mengutarakan, bahasa isyarat perlu dipelajari dan dipahami secara matang bagi anggota Gerkatin.
Saat ini kelas bahasa isyarat baru bisa terlaksana satu kali sebulan bagi anggota Gerkatin. Dia berharap bisa rutin dengan dukungan berbagai pihak. Setidaknya satu kali dalam dua minggu. Ditambah dengan program keterampilan bagi anggotanya.
Pada momentum Hari Jadi Gerkatin pada 23 Februari lalu, Iqbal dan Ilham mengajak bersama mempelajari komunukasi isyarat. Lantaran bahasa isyarat dapat membantu komunikasi antardua pihak yang tidak bisa dilakukan melalui kata-kata yang terucap.
“Mengajarkan anak-anak normal bahasa isyarat itu juga sangat perlu. Hal itu bisa menumbuhkan empati pada teman sebayanya yang merupakan penyandang disabilitas,”jelas Ilham. (mcpadangpanjang)