- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
:
Oleh MC KAB BULELENG, Senin, 3 Maret 2025 | 18:11 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 228
Buleleng, InfoPublik – Wakil Bupati (Wabup) Buleleng, Gede Supriatna, menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memperkuat kerja sama dengan para petani cabai guna menekan laju inflasi, terutama menjelang perayaan besar pada Maret dan April 2025.
Instruksi ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi TPID Buleleng yang digelar di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Provinsi Bali pada Senin (3/3/2025). Wabup Supriatna menyoroti cabai rawit sebagai salah satu komoditas utama penyebab inflasi, mengingat banyak hasil panen yang dijual ke luar kabupaten, sehingga menyebabkan harga melonjak di pasar lokal.
"Kita harus segera melakukan pendekatan kepada petani, pastikan hasil panennya kita beli dengan harga yang stabil atau lebih tinggi dari penjualan ke luar kabupaten. Kemudian kita jual kembali di gerai Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri untuk menjaga stabilitas harga," tegas Wabup Supriatna.
Ia juga meminta Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, serta PD Swatantra untuk segera mengambil langkah konkret dalam memastikan ketersediaan cabai di pasar-pasar lokal.
Wabup Supriatna juga menegaskan bahwa Pemkab Buleleng akan terus memantau perkembangan harga dan memperkuat sinergi dengan berbagai pihak guna menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan di pasar lokal.
"Kami berharap kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, petani, dan stakeholder lainnya dapat mengendalikan inflasi serta memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan harga yang stabil," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, yang turut hadir dalam rapat tersebut, menambahkan bahwa lonjakan harga pangan menjelang Hari Raya Nyepi, Idulfitri, dan Galungan menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, pihaknya menegaskan pentingnya koordinasi antarinstansi untuk menjaga harga tetap stabil.
"Kami meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta PD Swatantra untuk berkolaborasi dalam menjaga ketersediaan komoditas yang berpotensi memicu inflasi. Langkah ini penting agar harga-harga tetap terkendali dan daya beli masyarakat tetap terjaga," ujar Gede Suyasa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng, berikut adalah 10 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi pada Januari 2025:
Penyumbang Inflasi:
Penyumbang Deflasi:
Tim Satuan Tugas Ketahanan Pangan Buleleng juga melaporkan perkembangan harga beberapa komoditas di dua pasar utama, yakni Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Berikut data harga terbaru:
Pasar Anyar:
Pasar Banyuasri:
Untuk menekan angka inflasi, TPID Buleleng akan menerapkan strategi pembelian langsung hasil panen dari petani serta distribusi yang lebih terkontrol di pasar-pasar utama.
(MC Kab. Buleleng/Agst)