- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
:
Oleh MC KAB TANAH DATAR, Sabtu, 19 April 2025 | 15:27 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 234
Tanah Datar, InfoPublik – Program Unggulan (Progul) Bajak Sawah Gratis yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Datar lahir sebagai solusi atas tantangan pascapandemi COVID-19, di mana banyak lahan pertanian tidak digarap dan petani menghadapi ketergantungan terhadap tengkulak.
“Tujuan utama program ini adalah meringankan beban petani dalam hal biaya operasional pengolahan lahan, agar pengeluaran berkurang dan hasil pertanian meningkat,” ujar Bupati Tanah Datar, Eka Putra, saat audiensi dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Pusat di Rumah Dinas Komplek Indo Jolito Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar pada Selasa (15/4/2025).
Bupati menjelaskan bahwa sejak diluncurkan, program ini disambut antusias oleh para petani karena secara langsung membantu menurunkan biaya produksi. Program ini pun mendapat dukungan luas dari berbagai pemangku kepentingan dan mampu melampaui target layanan yang ditetapkan setiap tahunnya.
Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang menjadi bagian dari program juga terbukti sangat membantu, mengingat masih banyak petani yang kekurangan fasilitas pengolahan lahan.
“Petani sangat mendukung Program Bombastis ini. Mereka merasa sangat terbantu dalam pengolahan lahan, apalagi program ini sudah mendapatkan pengakuan nasional seperti TPID Awards terbaik tingkat Sumatera tahun 2023 dan masuk 5 besar Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Nasional,” ungkap Eka Putra.
Ia juga menyampaikan bahwa program ini tidak hanya akan dilanjutkan, tetapi juga dikembangkan lebih luas di periode kedua masa kepemimpinannya. Rencana perluasan mencakup bajak lahan kering, pemberian upah tanam padi gratis, serta budidaya jagung untuk mendukung kebutuhan pangan daerah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar, Sri Mulyani, yang turut mendampingi Bupati dalam audiensi tersebut menyampaikan bahwa program ini terbagi dalam tiga pola. Jika kuota pola 1 dan 2 terpenuhi, maka akan digunakan pola 3, di mana petani dapat meminjam Alsintan langsung ke dinas secara gratis.
“Melalui pola ketiga, petani dapat mengakses fasilitas pengolahan lahan meskipun tidak terfasilitasi secara langsung dari pola sebelumnya. Ini menjadi solusi yang kami terapkan agar semua petani tetap mendapat layanan,” ujar Sri Mulyani.
Namun demikian, ia juga mengakui terdapat tantangan dalam pelaksanaan program, seperti tingginya permintaan petani yang tidak sebanding dengan ketersediaan anggaran.
(fan)