Film Dokumenter "Sabalun Badusun Ba Taratak" Hadirkan Semangat Budaya di Tengah Penyintas Banjir Agam

:


Oleh MC KAB AGAM, Sabtu, 26 April 2025 | 09:25 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 226


Agam, InfoPublik – Di tengah proses pemulihan pascabencana, sebuah cahaya semangat dan budaya menyapa warga relokasi korban banjir bandang dan lahar dingin di Talago, Nagari Lubuk Basung. Rabu (23/4/2025), komunitas kreatif Sanggar Seni Si Anak Minang menggelar pemutaran film dokumenter tahunan bertajuk “Sabalun Badusun Ba Taratak”, sebagai bentuk kepedulian dan penguatan jati diri masyarakat Minangkabau.

Pemutaran film ini bukan sekadar agenda hiburan rutin. Tahun ini, kegiatan tersebut secara khusus digelar di lingkungan hunian tetap (huntap) warga terdampak bencana. Di saat banyak warga sedang beradaptasi dengan kehidupan baru, pemutaran film ini menjadi ruang kolektif untuk menyalakan harapan dan merekatkan kembali nilai-nilai kultural yang nyaris tergeser oleh situasi krisis.

“Kita ingin memberikan bukan hanya hiburan, tapi juga pengingat akan akar budaya kita. Film ini mengangkat kehidupan masyarakat Minang sebelum hadirnya sistem pemerintahan formal — sebuah refleksi terhadap nilai gotong royong dan musyawarah yang jadi fondasi kuat nagari,” ujar Firdaus, Wali Nagari Bukik Batabuah.

Sanggar Seni Si Anak Minang merupakan komunitas yang dibentuk dan digerakkan oleh para pemuda lokal dari Bukik Batabuah. Melalui karya visual, mereka menyuarakan kebudayaan dan tradisi Minangkabau dengan cara yang lebih dekat dan relevan bagi generasi sekarang. Karya tahun ini mengajak penonton untuk merenungkan kembali akar sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minang.

Biasanya, film tahunan mereka diputar saat momen Lebaran — saat para perantau pulang kampung dan masyarakat kembali berkumpul. Namun, pemutaran kali ini berbeda. Lokasinya dipilih di tengah warga yang baru saja menempati hunian relokasi. Sebuah isyarat kuat bahwa kebudayaan tetap hadir di tengah luka, dan menjadi bagian dari proses penyembuhan.

Tak hanya memperkenalkan kekayaan adat dan seni lokal, film ini juga mempromosikan potensi alam dan budaya Minangkabau. Mulai dari lanskap indah pegunungan, irama musik tradisional, hingga nilai filosofis hidup dalam masyarakat nagari.

“Harapan kami, karya ini tidak berhenti di sini. Kami ingin agar semangat anak nagari ini bisa menembus batas daerah, membawa nama Minangkabau dikenal lewat karya seni visual yang jujur, membumi, dan menyentuh hati,” kata Firdaus.

Pemutaran film ini menjadi bukti bahwa pemulihan pascabencana tak hanya mengandalkan bangunan fisik, tetapi juga pembangunan batin dan identitas budaya. Dan lewat layar tancap sederhana malam itu, masyarakat Talago kembali menemukan sesuatu yang tak kalah penting: harapan, kebersamaan, dan kebanggaan akan jati diri mereka sebagai urang Minang.(MC Agam/Harry)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB NAGAN RAYA
  • Selasa, 17 Juni 2025 | 16:33 WIB
Wabup Nagan Raya: Disiplin ASN Kunci Kualitas Pelayanan Publik
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Senin, 26 Mei 2025 | 15:49 WIB
Pemkab Lumajang Dukung Seniman Lokal Tampil di Ajang Budaya Nasional
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Jumat, 16 Mei 2025 | 06:31 WIB
Nobar Film Sayap-Sayap Patah 2, Polda Malut Ajak Tangkal Radikalisme
-->