- Oleh MC KAB BATANG
- Jumat, 4 Juli 2025 | 19:16 WIB
: Guru Besar Taiwan University Bahas Peluang Agribisnis Undip Batang melalui Zoom Meeting.
Oleh MC KAB BATANG, Jumat, 16 Mei 2025 | 08:34 WIB - Redaktur: Untung S - 366
Batang, InfoPublik – Dalam upaya membangun masa depan pertanian berkelanjutan, Program Studi Agribisnis Universitas Diponegoro (UNDIP) menghadirkan perspektif global melalui webinar Visiting Professor dengan Prof. Lei, Li-Fen dari National Taiwan University (NTU).
Mengusung tema "Agribisnis dan Pasar Komoditas: Menjelajahi Struktur untuk Pertumbuhan Berkelanjutan di Asia", acara yang digelar Rabu (14/5/2025) ini mengungkap strategi Taiwan mengubah keterbatasan lahan menjadi keunggulan agribisnis berbasis teknologi.
"Kunci keberhasilan kami terletak pada integrasi sistem produksi dengan pasar digital, kemitraan petani-perusahaan, dan pendekatan rantai nilai inovatif," papar Prof. Lei melalui Zoom Meeting.
Ia mencontohkan kesuksesan Kebun Kua Kua yang membangun ekosistem agribisnis ubi jalar dengan model tata surya—perusahaan sebagai pusat inovasi dikelilingi petani mitra yang mendapat akses pembiayaan, teknologi, dan pasar pasti.
Pakar ekonomi pertanian tersebut menekankan tiga pilar agribisnis berkelanjutan: pertama, struktur bisnis yang adaptif terhadap perubahan iklim dan pasar; kedua, pemanfaatan e-commerce untuk perluasan distribusi; ketiga, keseimbangan antara profitabilitas dan tanggung jawas sosial-lingkungan.
"Agribisnis bukan sekadar bisnis, tapi tulang punggung ketahanan pangan yang harus dikelola secara holistik," tegasnya.
Webinar ini menjadi bagian dari inisiatif UNDIP menuju World Class University, sekaligus membuka peluang kolaborasi regional. Dr. Agus Setiadi, Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP, menyatakan: "Model Taiwan sangat relevan untuk Indonesia, khususnya dalam memperkuat rantai nilai komoditas lokal melalui pendekatan teknologi dan kelembagaan."
Dengan 57 persen penduduk Asia bergantung pada sektor pertanian, transfer pengetahuan semacam ini diharapkan dapat memicu transformasi sistem agribisnis di kawasan—dari pola konvensional menuju pertanian presisi yang berkelanjutan dan berdaya saing global. (MC Batang, Jateng/Heri/Sri Rahayu)