Kolaborasi Kampus dan Mahasiswa Wujudkan Kesadaran Self-care

: Seminar bertajuk "Self-care Squad: Biar Tidak Cemas dan Kesepian di Tengah Kesibukan Kuliah", yang digelar di Ruang Sidang Utama FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (4/6/2025)/ MC Sleman.


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 4 Juni 2025 | 15:20 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 218


Sleman, InfoPublik- Kesehatan mental adalah fondasi penting bagi setiap individu, terlebih bagi mahasiswa yang menjalani kehidupan perkuliahan dengan tekanan akademik dan sosial. Tanpa dukungan mental yang kuat, mereka rentan terhadap kecemasan, kesepian, dan bahkan keputusasaan.

Dalam seminar bertajuk "Self-care Squad: Biar Tidak Cemas dan Kesepian di Tengah Kesibukan Kuliah", yang digelar di Ruang Sidang Utama FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (4/6/2025), Kepala UPT Bimbingan dan Konseling UNY, Diana Septi Purnama, menegaskan pentingnya penerapan self-care bagi mahasiswa.

“Self-care adalah upaya sadar untuk menjaga kesehatan fisik, emosional, dan mental kita, meliputi tidur yang cukup, olahraga, makan sehat, relaksasi, dan dukungan sosial di sekitar kita,” kata Diana.

Ia menambahkan, kesehatan mental yang baik tercermin dari perasaan bahagia, tingkat stres yang rendah, serta keseimbangan antara fisik dan psikis.

“Individu yang sejahtera secara psikologis memiliki sikap positif terhadap diri dan orang lain, mampu mengambil keputusan, mengelola lingkungan, dan terus berkembang secara pribadi,” ujarnya.

Mengutip hasil penelitian dari American College Health Association, Diana menyebut bahwa sekitar 60 persen mahasiswa kerap merasa kesepian. “Tekanan akademik, jauhnya jarak dari keluarga, dan sulitnya membangun hubungan sosial menjadi penyebab utama,” ungkapnya.

Dampaknya, menurut Diana, tidak hanya pada perasaan, tapi juga menyentuh aspek kognitif.

“Mahasiswa rantau bisa mengalami kehampaan, kecemasan, hingga kehilangan motivasi,” tambah dia.

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan kecemasan pada mahasiswa, yaitu beban akademik, transisi sosial, dan kurangnya keterampilan regulasi diri.

“Beban tugas yang tinggi, adaptasi lingkungan baru, serta minimnya kemampuan mengelola stres, merupakan tantangan yang harus disiasati,” kata dia.

Untuk menghadapinya, Diana menyarankan mahasiswa menerapkan strategi self-care yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari: mulai dari tidur cukup, makan bergizi, olahraga teratur, hingga teknik relaksasi seperti meditasi.

Ia juga mendorong mahasiswa aktif membangun jejaring sosial, bergabung dalam organisasi, dan tidak segan mencari bantuan profesional.

“Selain itu, juga penting untuk mengembangkan self-compassion, yaitu sikap welas asih pada diri sendiri dan menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari proses belajar,” ujar dia.

Seminar ini diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas, yang tampak antusias mengikuti paparan dan sesi tanya jawab.

Harapannya, kegiatan seperti ini menjadi langkah awal dalam membangun budaya peduli kesehatan mental di lingkungan kampus.

(Athiful/KIM Depok)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 19:19 WIB
Dari Pelalawan, Program Jelajah Anak Riau Serukan Stop Perundungan
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 16 Juli 2025 | 12:59 WIB
Wagub Gorontalo Minta Pelajar Boalemo Hindari Perilaku Menyimpang
  • Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
  • Selasa, 22 April 2025 | 22:17 WIB
Dukung Generasi Emas Muba, Kapolres Sinaga Beri Pesan Inspiratif untuk Anak Muda
  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Rabu, 26 Februari 2025 | 21:10 WIB
Empat Cara Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital, Simak Penjelasan Ahli
-->