- Oleh MC KAB DEMAK
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:59 WIB
: Tradisi Abon – Abon, Wujud Nguri -Uri dan Pelestarian Budaya. Foto: Mc.Demak
Oleh MC KAB DEMAK, Rabu, 4 Juni 2025 | 15:10 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 197
Demak, InfoPublik - Karaton Kesunanan Surakarta melaksanakan Tradisi Abon-abon dengan menyerahkan minyak jamas kepada Kasepuhan Kadilangu di Pendopo Notrobatan Kadilangu Demak. Tradisi ini merupakan bagian dari persiapan penjamasan yang akan dilaksanakan pada Jum'at mendatang.
Rombongan Karaton Kasunanan Surakarta melalui utusan dalem KGPH Adipati Dipokusumo bersama Gusti Kanjeng Ratu Alit, Gusti Raden Ayu Koes Rahmaniyah beserta abdi Karaton diterima Sesepuh Ahli Waris Sunan Kalijaga Muhammad Cahyo Imam Santoso bersama keluarga besar ahli waris Sunan Kalijaga, Rabu (4/6/2025) siang.
KGPH Adipati Dipokusumo menyampaikan, rasa terima kasih kepada Bupati Demak yang telah menjalankan tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun tersebut.
Sesepuh kadilangu Cahyo Imam Santoso menuturkan, tradisi Abon-abon merupakan ritual penyerahan minyak jamas beserta ubo rampe (perlengkapan pendukung) dari pihak Karaton Surakarta yang akan dipergunakan untuk menjamasi beberapa pusaka peninggalan Sunan Kalijaga berupa Kotang Ontokusumo dan Keris Kyai Carubuk.
Sementara, Pelaksana Harian (Plh) Bupati Demak Muhammad Badruddin mengucapkan terima kasih dan salam hormat kepada Keluarga Besar Karaton Kasunanan Surakarta dan Keluarga Besar Ahli Waris Sunan Kalijaga yang telah melibatkan Pemerintah Kabupaten Demak dalam prosesi kegiatan Abon-Abon.
Prosesi penjamasan atau penyucian kedua pusaka tersebut sekaligus menjadi puncak dari serangkaian kegiatan Grebeg Besar di Kabupaten Demak. “Saya berdoa agar prosesi adat budaya ini berjalan dengan aman, tertib dan lancar tanpa mengurangi nilai-nilai historis dan kesakralan,” kata Plh Bupati.
“Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perayaan Grebeg Besar Demak merupakan upacara tradisional yang mempunyai nilai ritual keagamaan yang dilaksanakan dengan kearifan lokal, sehingga wajib bagi kita untuk nguri-uri dan melestarikan budaya yang ada,”tambahnya. (kmfo-red/ist/apj/eyv)