- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
:
Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Sabtu, 14 Juni 2025 | 16:33 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Taniwel, InfoPublik – Gereja Protestan Maluku (GPM) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Barat (SBB) meresmikan Sentra Pangan Lokal Komoditi Unggulan berbasis tanaman pisang di Klasis GPM Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat, Sabtu (14/6/2025).
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan, pemberdayaan ekonomi jemaat, dan pengembangan daerah berbasis potensi lokal.
Peresmian program ini ditandai dengan penanaman 300 anakan pisang di lahan yang sebelumnya telah ditanami 500 pohon pisang yang kini mulai berbuah.
Selain itu, turut ditanam juga anakan cengkeh, pala, rambutan, dan kelapa. Program ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Keluarga Menanam yang telah dijalankan oleh Klasis GPM Taniwel sejak 2022.
Sekretaris Umum Sinode GPM, S.I. Sapulette, menyampaikan bahwa gereja telah secara terencana menjalankan program ketahanan pangan dalam satu dekade terakhir, dengan tujuan memperkuat kemandirian ekonomi jemaat dan mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional.
“Kita tidak memulai dari nol. Sejak 2022, Klasis Taniwel sudah lebih dulu menanam. Kini kita mewujudkan Taniwel sebagai sentra produksi pisang lokal unggulan,” ujarnya.
Ia menambahkan, GPM telah memberikan pendampingan kepada jemaat dalam bentuk pelatihan, pengolahan, dan pemasaran hasil pangan lokal. Ke depan, GPM berharap kerja sama dengan pemerintah dapat menciptakan industri olahan pangan berbasis komunitas dan UMKM.
Wakil Bupati Seram Bagian Barat, Selfinus Kainama, mengapresiasi inisiatif GPM dan menyebutnya sebagai langkah konkret membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Potensi pangan lokal seperti pisang adalah aset ekonomi. Ini bukan hanya soal kemandirian pangan, tetapi juga peluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Kainama.
Ketua Klasis Taniwel, J. Makatita, menekankan pentingnya peran gereja dalam mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
“Peningkatan kesejahteraan warga jemaat adalah tanggung jawab kita. Mari kita doakan dan kerjakan bersama,” serunya.
Program ini dinilai sebagai bentuk nyata sinergi antara gereja, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan ketahanan pangan yang berbasis komunitas dan potensi lokal.