- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:20 WIB
: Para mahasiswa Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan Universitas Negeri Gorontalo dan pengurus SUOP Kawasan Konservasi Perairan Teluk Gorontalo . (Dok.foto : mcgorontaloprov/yanto)
Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 25 Juni 2025 | 10:35 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 289
Bone Bolango, InfoPublik – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Gorontalo melalui Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) Kawasan Konservasi Teluk Gorontalo memfasilitasi program magang bagi 10 mahasiswa dari Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan Universitas Negeri Gorontalo.
Kegiatan itu bertujuan untuk memperkuat kemitraan dalam pengelolaan kawasan konservasi sekaligus menjadi media edukasi dan sosialisasi keberadaan Kawasan Konservasi Perairan Teluk Gorontalo.
Selama 45 hari, para mahasiswa yang memiliki minat dalam penelitian konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil akan menjalani magang secara bergilir di beberapa lokasi, antara lain Bidang Pengelolaan Ruang Laut (PRL) dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) DKP Provinsi Gorontalo, Pondok Informasi Kawasan Konservasi Desa Botubarani (Kabupaten Bone Bolango), dan Desa Biluhu Timur (Kabupaten Gorontalo).
"Kami sangat mengapresiasi antusiasme mahasiswa dalam mendukung pengelolaan kawasan konservasi. Program magang ini tidak hanya memberikan pengalaman lapangan, tetapi juga membuka peluang bagi inovasi berbasis penelitian untuk pengembangan konservasi yang berkelanjutan," kata Kepala Bidang PRL dan PSDKP DKP Provinsi Gorontalo Hartaty Isima, Selasa (24/6/2025)
Hartaty juga mendorong mahasiswa untuk menggali ide-ide inovatif dalam pengelolaan kawasan konservasi. Hal ini sesuai dengan tagline Agro-Maritim yang digaungkan Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wagub Idah Syahidah.
Beberapa rencana aksi yang akan diimplementasikan meliputi:
1. Pendataan pengunjung dan survei kepuasan wisatawan di Kawasan Hiu Paus Botubarani secara digital.
2. Pembuatan konten edukasi interaksi dengan Hiu Paus melalui media sosial.
3. Sistem pemesanan dan dokumentasi aktivitas drone di zona Hiu Paus yang terintegrasi digital.
4. Pemantauan pelanggaran aturan interaksi dengan Hiu Paus.
5. Pendataan keanekaragaman organisme bentik di ekosistem padang lamun Desa Biluhu Timur.
6. Strategi pencegahan penangkapan ikan ilegal dan destruktif di kawasan konservasi.
Selain itu, beberapa mahasiswa akan melakukan penelitian di Desa Dunu (Kabupaten Gorontalo Utara), yang merupakan lokasi pencadangan kawasan konservasi baru. Desa ini menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur, dan terdapat rumah penangkaran telur penyu yang dikelola masyarakat. Mahasiswa juga berencana mengadopsi tukik (anak penyu) sebagai bentuk kepedulian terhadap spesies yang dilindungi.
Andrad J. Saleleh, salah satu peserta magang, mengungkapkan bahwa program ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami keragaman ekosistem, potensi ekowisata, dan pentingnya literasi biodiversitas perairan.
Ke depannya, hasil magang ini diharapkan dapat memperkaya strategi pengelolaan kawasan konservasi serta memperkuat sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya pelestarian laut berkelanjutan. (mcgorontaloprov/yanto)