- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:20 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Sabtu, 16 Agustus 2025 | 19:28 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 18K
Lumajang, InfoPublik – Kabupaten Lumajang yang dikenal dengan kearifan lokal dan semangat gotong royong kembali mencatat kisah inspiratif. Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif 2025, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menghadirkan program kesehatan yang nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Di balik kesederhanaan kegiatan, tersimpan pesan penting bahwa membangun bangsa tidak hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga merawat kesehatan sebagai modal utama kemerdekaan.
Sumiati, warga Desa Tunjungrejo, Kecamatan Yosowilangun, menuturkan Posyandu Lansia Abi Yoso kini terasa lebih semarak. Jika sebelumnya posyandu hanya ramai saat penimbangan dan pemeriksaan tekanan darah, kali ini mahasiswa menghadirkan kegiatan tambahan seperti senam bersama, diskusi gizi, dan pemeriksaan kesehatan dengan pendekatan ramah.
“Rasanya lebih hidup, lebih semangat. Anak-anak muda ini memperlakukan kami bukan sekadar pasien, tapi keluarga,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).
Bagi para lansia, kehadiran mahasiswa menumbuhkan semangat baru bahwa usia senja tetap bisa sehat dan produktif.
Zahrotul Jannah, warga Desa Sumbersari, Kecamatan Rowokangkung, mengapresiasi kreativitas mahasiswa dalam memberikan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Anak-anak diajak menyanyi, bermain, hingga mempraktikkan cara menyikat gigi yang benar, dengan pendampingan penuh semangat dari para ibu.
“Anak saya jadi rajin gosok gigi setelah ikut kegiatan ini. Saya juga makin sadar pentingnya menjaga kesehatan keluarga,” katanya.
Perubahan sederhana ini menjadi investasi besar. Anak-anak terbiasa hidup sehat, sementara ibu-ibu merasa lebih terlibat dalam menjaga kesehatan keluarga.
Pendekatan berbeda dilakukan mahasiswa di Desa Tukum, Kecamatan Tekung, yang memilih fokus pada penyintas Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Mereka mengajak penyintas mengikuti kegiatan kerajinan tangan, memasak, hingga interaksi sosial sederhana.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mereka punya hak, potensi, dan martabat yang sama. Program ini bukan hanya untuk mereka, tapi juga untuk masyarakat agar lebih inklusif,” ujar Koordinator Desa Tukum, Farras Avrilla Daffa’ Wahyudi.
Pendekatan ini membuka kesadaran masyarakat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi antara mahasiswa, perangkat desa, tenaga kesehatan, dan warga. Kepala Desa Tukum, Susanto, menyebut kehadiran mahasiswa sebagai energi positif.
“Apa yang mereka lakukan sangat berarti. Mereka tidak hanya belajar, tetapi juga memberi manfaat nyata. Ini bukti nasionalisme generasi muda,” tegasnya.
Semangat kolaborasi membuat program tetap berlanjut meski masa KKN telah berakhir. Masyarakat kini memiliki pengetahuan dan motivasi untuk menjaga kesehatan secara mandiri.
KKN Kolaboratif 2025 di Lumajang memberi pelajaran penting tentang nasionalisme. Bahwa cinta tanah air bukan hanya diucapkan, melainkan diwujudkan dalam kerja nyata: mendampingi lansia, membimbing anak-anak, dan merangkul kelompok rentan.
Dari posyandu yang lebih hidup, anak-anak yang tumbuh sehat, hingga penyintas ODGJ yang kembali percaya diri, semua menjadi bukti bahwa pembangunan bangsa berawal dari kesehatan warganya.
“Sehat itu modal merdeka,” ungkap seorang mahasiswa. Pesan sederhana namun penuh makna ini menegaskan bahwa tanpa masyarakat sehat, bangsa tidak akan kuat.
Kisah sukses KKN Kolaboratif 2025 di bidang kesehatan ini bukan hanya tentang mahasiswa, tetapi tentang semangat kolektif. Lumajang memberi ruang, mahasiswa memberi energi, masyarakat memberi dukungan. Semua berpadu dalam satu tujuan: merawat kesehatan sebagai wujud syukur atas kemerdekaan.
(MC Kab. Lumajang/An-m)