Kambing Padang Panjang Ikuti Kontes Ternak, Dorong Ekonomi Peternak Lokal

PADANG PANJANG, InfoPublik – Bukan sekadar perlombaan, ajang Kontes Ternak Kambing Provinsi Sumatera Barat 2025 yang digelar di Kota Payakumbuh, Sabtu (28/6/2025), menjadi cermin naiknya kesadaran ekonomi dan profesionalisme peternak lokal. Dua peternakan dari Kota Padang Panjang, yakni Ari Farm dan 99 Farm, menjadi peserta dengan mengirimkan total 15 ekor kambing unggulan.

Di bawah dukungan penuh dari Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Padang Panjang, para peternak tidak hanya membawa harapan untuk menang, tetapi juga menunjukkan bahwa sektor peternakan bukan lagi sektor marjinal, melainkan peluang ekonomi yang menjanjikan.

“Kami membawa delapan kambing dari Ari Farm dan tujuh dari 99 Farm. Kami ikut di beberapa kategori lomba sesuai kelas umur dan kondisi gigi ternak,” kata Mukhlis Sabri, pemilik Ari Farm, yang juga menjadi koordinator keberangkatan kontingen Padang Panjang.

Kontes yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar ini tak hanya memperebutkan total hadiah sebesar Rp37,5 juta, trofi, dan sertifikat, tetapi juga memberi pengakuan terhadap kualitas ternak lokal dan dedikasi para peternak.

“Event seperti ini sangat penting, karena menjadi motivasi sekaligus panggung promosi hasil kerja keras peternak kita. Jika kualitasnya diakui di ajang provinsi, maka akan berdampak pada nilai jual, reputasi peternakan, bahkan peluang kerja sama,” kata salah satu pendamping teknis Dispangtan.

Ajang ini juga sejalan dengan program Pemerintah Kota Padang Panjang yang tengah mendorong penguatan sektor pangan dan peternakan berbasis UMKM, sekaligus membuka jalan regenerasi profesi peternak kepada kalangan muda.

Tidak hanya soal gengsi lomba, keterlibatan aktif Ari Farm dan 99 Farm juga menjadi bukti bahwa pendekatan kewirausahaan dalam pertanian dan peternakan mulai tumbuh di kalangan masyarakat. Dukungan logistik dari pemerintah kota, termasuk mobilisasi ternak menggunakan armada Dispangtan, juga menunjukkan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha mikro bidang peternakan.

“Kami merasa dihargai dan didukung penuh. Ini momen untuk menunjukkan bahwa peternakan bisa jadi sektor strategis, bahkan di tengah kota kecil seperti Padang Panjang,” ujar Mukhlis.

Kambing-kambing yang dibawa mewakili kelas-kelas seperti Kelas A (poel gigi tiga pasang hingga rampas), Kelas B (lepas gigi hingga poel dua pasang), dan Kelas C. Semua menunjukkan kriteria yang ketat dan memperhatikan faktor kesehatan, perawatan, serta keaslian ras.

Selain gengsi menang, partisipasi ini membuka ruang bagi peternak untuk belajar, bertukar ilmu, dan meningkatkan standar pengelolaan ternak, demi membangun ketahanan pangan berbasis lokal.

Peternakan kambing kini bukan lagi sekadar warisan tradisi, tetapi peluang ekonomi yang nyata dan terbuka bagi generasi muda. Dukungan terhadap pelaku peternakan lokal harus terus diperluas, karena dari kandang sederhana, bisa lahir pengusaha tangguh dan tulang punggung ketahanan pangan masa depan. (cigus)