- Oleh MC PROV RIAU
- Selasa, 26 Agustus 2025 | 14:16 WIB
: Pelajar SD, SMP, SMA-SMK serta anak-anak berkebutuhan khusus dari 4 kabupaten yang mengikuti ajang minat dan bakat se-Papua Selatan, di Merauke, Selasa (1/7/2025) Foto: Ngr/McMrk
Oleh MC KAB MERAUKE, Rabu, 2 Juli 2025 | 10:44 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 245
Merauke, InfoPublik - Sejumlah 124 pelajar SD, SMP, SMA-SMK, serta anak-anak berkebutuhan khusus dari empat kabupaten di Papua Selatan tampil dalam Ajang Minat Bakat Siswa (MBS) yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
Kegiatan yang berlangsung sejak Selasa (1/7/2025) itu diikuti peserta terpilih dari Kabupaten Merauke (36 pelajar), Boven Digoel (16 pelajar), Mappi (20 pelajar), Asmat (10 pelajar), dan 42 anak berkebutuhan khusus dari Merauke.
Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, menegaskan bahwa anak-anak adalah masa depan sekaligus harapan provinsi.
“Pendidikan tidak hanya fokus pada akademis, tapi juga harus memberi ruang pengembangan minat dan bakat. Ajang ini penting untuk menggali potensi, membangun karakter, serta menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat kompetisi sehat,” ujar Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, usai pembukaan ajang Minat Bakat Siswa (MBS).
Menurut Paskalis, kegiatan seperti MBS menjadi sarana bagi pelajar untuk mengekspresikan diri secara kreatif dan produktif.
Ia juga mendorong agar ajang ini tidak sekadar kompetisi, tapi juga mempererat solidaritas dan persahabatan antar pelajar se-Papua Selatan.
Di sisi lain, Paskalis menyoroti masalah kurikulum pendidikan yang dinilai tidak relevan dengan kondisi daerah.
“Kurikulum terus berubah, tapi seringkali tidak sesuai realitas di Papua. Ada ketimpangan antara teori dan fasilitas yang tersedia,” kritiknya. Ia menekankan perlunya evaluasi bersama untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal.
Ketua Panitia MBS, Olivia Koneng, mengatakan bahwa peserta merupakan perwakilan terbaik dari masing-masing kabupaten.
“Mereka telah melalui seleksi ketat dan siap berlomba dengan semangat kolaborasi,” tambahnya.
Ajang iru diharapkan menjadi langkah awal untuk mencetak generasi Papua Selatan yang cerdas, berdaya saing, dan berbudi pekerti.
Dengan semangat “Papua Selatan Bangkit”, kegiatan MBS tidak hanya menjadi panggung kompetisi, tapi juga simbol optimisme bagi kemajuan pendidikan di wilayah paling timur Indonesia itu.(McMrk/02/Ngr)