- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Rabu, 23 Juli 2025 | 21:21 WIB
:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Senin, 7 Juli 2025 | 20:51 WIB - Redaktur: Untung S - 94
Ketapang, InfoPublik – Rangkaian Pekan Gawai Adat Dayak II Bebantan Polas Laman resmi ditutup Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Krisantus Kurniawan, di Rumah Adat Lawang Sembilan, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Sabtu (5/7/2025).
Penutupan yang dihadiri Bupati Ketapang Alexander Wilyo, tokoh adat, dan masyarakat itu menjadi puncak dari serangkaian kegiatan yang tidak hanya memamerkan kekayaan budaya Dayak, tetapi juga memperkuat semangat persatuan di tengah tantangan globalisasi.
Dalam sambutannya, Krisantus menekankan bahwa Gawai Dayak bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan momentum sakral untuk merefleksikan perjuangan leluhur dalam mengelola sumber daya alam dan mewariskan nilai-nilai luhur budaya.
"Mari kita jadikan momen ini sebagai cermin untuk mengenang jasa nenek moyang yang dengan bijak mengelola hutan dan alam, sehingga kita bisa mewarisi Kalimantan Barat yang kaya akan budaya dan sumber daya seperti hari ini," ujarnya.
Pekan Gawai yang berlangsung meriah ini menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal tetap relevan di era modern. Berbagai atraksi tradisional, mulai dari tarian adat, musik sape, hingga ritual-ritual sakral, ditampilkan bukan hanya sebagai pertunjukan, tetapi sebagai living heritage yang terus hidup dalam keseharian masyarakat.
Wakil Gubernur pun mengajak generasi muda dan pelaku usaha untuk melihat budaya sebagai modal sosial dan ekonomi.
"Kekayaan budaya kita adalah aset tak ternilai. Mari kita transformasikan menjadi inspirasi untuk membangun usaha kreatif, pariwisata berbasis komunitas, dan sekaligus menjaga kelestarian alam," pesannya.
Alexander Wilyo sebagai tuan rumah menyatakan kebanggaannya atas antusiasme peserta yang datang dari berbagai kabupaten. "Gawai Dayak adalah tentang kebersamaan. Di sini kita tidak melihat perbedaan suku atau agama, karena budaya adalah perekat terkuat kita," ujar Bupati Ketapang.
Acara penutupan yang berlangsung khidmat ini menjadi penegasan bahwa di tengah derasnya arus globalisasi, masyarakat Kalimantan Barat tetap mampu menjaga identitas budaya sekaligus mengadaptasikannya sebagai kekuatan pembangunan.
Krisantus menutup dengan harapan besar: "Semoga semangat persaudaraan yang kita pupuk dalam Gawai ini mampu membawa Kalimantan Barat menuju masa depan yang lebih sejahtera, di mana kemajuan dan kelestarian budaya berjalan beriringan."
Dengan partisipasi aktif berbagai elemen masyarakat, Pekan Gawai Dayak II telah membuktikan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang statis, melainkan kekuatan dinamis yang mampu menginspirasi pembangunan berkelanjutan dan memperkuat persatuan dalam keberagaman. (adpim-mc.provkalbar)