- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Wakil Bupati Maluku Tenggara Minta BPBD Tingkatkan Respons dan Akurasi Laporan Bencana. Foto : Revo.
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Senin, 14 Juli 2025 | 12:12 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 171
Langgur, InfoPublik – Wakil Bupati Maluku Tenggara, Charlos Viali Rahantoknam, menegaskan pentingnya peningkatan kecepatan dan akurasi informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), khususnya dalam merespons situasi bencana.
Hal ini disampaikan Charlos Viali Rahantoknam saat membuka kegiatan Kajian Risiko Bencana Kabupaten Maluku Tenggara di Balai Desa Langgur, Senin (14/7/2025).
Charlos menyayangkan lambatnya respons BPBD dalam beberapa kejadian bencana di awal tahun, di mana laporan pertama justru berasal dari masyarakat, bukan dari BPBD.
“Seharusnya BPBD lebih dulu melapor kepada pimpinan, bukan malah kami yang harus bertanya terlebih dahulu,” tegasnya.
Ia mencontohkan kasus longsor dan kerusakan jembatan di Ohoi Reyamru akibat hujan ekstrem yang penanganannya tidak segera dilakukan. Menurutnya, laporan cepat sangat penting sebagai syarat pengajuan bantuan dari pusat.
“Jangan hanya mengandalkan dana lokal. Pelaporan cepat membuka akses bantuan nasional yang sangat dibutuhkan dalam situasi darurat,” ujarnya.
Charlos juga menyoroti posisi geografis Maluku Tenggara yang rawan beragam bencana seperti banjir, angin kencang, gempa, dan tsunami. Oleh karena itu, ia mendorong optimalisasi teknologi seperti satelit cuaca serta penerapan pendekatan pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas atau Community-Based Disaster Risk Management.
“Kajian risiko bencana harus mencakup aspek kerentanan sosial, kapasitas kelembagaan, dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh camat, kepala desa (ohoi), dan relawan untuk aktif menyampaikan kondisi di lapangan secara objektif. “Data yang akurat akan melahirkan strategi yang tepat,” pesan Charlos.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penguatan mitigasi, termasuk melibatkan kampus, program CSR perusahaan, dan organisasi masyarakat sipil.
“Kita butuh riset dan program CSR yang benar-benar fokus pada keselamatan publik dan pengurangan risiko,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Charlos mengajak semua elemen membangun budaya sadar bencana secara kolektif. “Sinergi lintas sektor adalah kunci untuk mewujudkan Resilient Island for Resilient People,” tutupnya.
MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun.