- Oleh MC PROV RIAU
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 19:19 WIB
:
Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 23 Juli 2025 | 15:10 WIB - Redaktur: Juli - 145
Sleman, InfoPublik - MONCER#4 (Moco lan Cerito), agenda tahunan yang dirancang sebagai perpaduan antara literasi, kreativitas, dan pendidikan karakter anak sejak dini, kembali digelar, Minggu (20/7/2025), di Aula Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Sleman. Aula tersebut seketika berubah menjadi ruang ekspresi dan pembelajaran anak-anak.
Mengusung tema “Warna Ceria, Hati Gembira, Bebas Bullying”, kegiatan ini berhasil mengumpulkan 180 anak dari PAUD, TK, hingga SD kelas 1–3 yang berpartisipasi dalam lomba mewarnai serta beragam kegiatan edukatif lainnya. Aula Kalurahan dipenuhi warna-warni karya anak-anak, keceriaan, serta semangat para relawan muda yang tergabung dalam Perpustakaan Kalurahan Caturharjo, selaku penyelenggara utama.
Ketua panitia, Miftakul Ikhsan, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang tak hanya untuk hiburan, tetapi sebagai sarana menghidupkan budaya literasi dan membangun sikap saling menghargai di kalangan anak-anak.
Lurah Caturharjo, Agus Sutanto, menilai bahwa MONCER tahun ini lebih istimewa karena menggandeng PORDAM (Pelopor Perdamaian) dari Dinas Sosial Kabupaten Sleman. “Kami ingin kegiatan ini menjadi ruang kreatif sekaligus ruang edukatif, agar anak-anak tidak hanya senang berkarya tapi juga sadar akan pentingnya menjauhi tindakan bullying,” ujarnya.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Kabupaten Sleman, Parmilah Harda Kiswoyo, yang juga istri dari Bupati Sleman. Dalam sambutannya, Parmilah mengapresiasi penuh keterlibatan anak-anak, pemuda, dan masyarakat dalam gerakan literasi ini. “Kegiatan seperti MONCER sangat inspiratif. Selain memperkuat imajinasi anak, ini juga menjadi ruang edukatif untuk menanamkan nilai sosial dan karakter positif sejak dini,” ucapnya.
Dari sisi edukasi sosial, Ketua PORDAM Sleman, Suwanto, mengatakan bahwa sosialisasi anti-bullying yang dilakukan dikemas lewat media yang disukai anak-anak, seperti permainan interaktif, dongeng, dan lagu-lagu ceria. “Kami ingin menyampaikan pesan serius dengan cara yang ringan dan menyenangkan, agar anak-anak bisa memahami bahaya bullying tanpa merasa digurui,” jelasnya.
Di balik suksesnya MONCER, ada sosok sentral yang konsisten menggerakkan literasi di Caturharjo, yaitu Rakhmadi Gunawan, atau yang lebih akrab dikenal dengan Mbah Gun. Ia adalah penggagas MONCER, penggerak utama Perpustakaan Caturharjo, sekaligus pengelola taman bacaan dan perpustakaan keliling secara swadaya.
Dalam keterangannya, Mbah Gun menyampaikan bahwa MONCER lahir dari keresahan sekaligus harapan akan hadirnya ruang kreatif bagi anak-anak desa.
“MONCER adalah satu inovasi yang kami selenggarakan bersama teman-teman perpustakaan sebagai media bertemu bagi anak-anak Caturharjo. Di sini mereka tak hanya membaca, tapi juga menuangkan hasil bacaan menjadi karya,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, kegiatan ini menjadi cara untuk mengenalkan perpustakaan sebagai gudang ilmu dan jendela dunia. “Kami ingin masyarakat tahu bahwa membaca itu menyenangkan. Perpustakaan bukan tempat yang sepi, tapi bisa menjadi pusat kegiatan yang hidup dan penuh warna.”
Kegiatan MONCER#4 berlangsung dari pagi hingga siang dan ditutup dengan pembagian trophy bagi para pemenang. Namun lebih dari itu, setiap anak pulang membawa pengalaman, pelajaran hidup, dan semangat untuk terus berkarya dan membaca.
Dengan semangat kolaborasi antarwarga, dukungan pemerintah kalurahan dan kabupaten, serta ketekunan para relawan, MONCER#4 membuktikan bahwa gerakan literasi berbasis desa mampu menjadi gerakan yang berdampak nyata dan membanggakan. Harapannya, MONCER dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi gerakan serupa di berbagai penjuru negeri. (ESK - KIM Ngaglik)