- Oleh MC KAB BANGGAI
- Jumat, 20 Juni 2025 | 00:23 WIB
: Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan In Service Training 1 (IN-1) Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) secara serentak di berbagai kabupaten/kota/ MC HSU.
Oleh MC KAB HULU SUNGAI UTARA, Rabu, 23 Juli 2025 | 14:51 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 165
Amuntai, InfoPublik- Mengawali tahun ajaran baru 2025–2026, Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan In Service Training 1 (IN-1) Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) secara serentak di berbagai kabupaten/kota.
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), pelatihan gelombang pertama digelar di SMKN 2 Amuntai pada 16–20 Juli 2025. Sebanyak 34 tenaga pendidik turut berpartisipasi, terdiri dari 24 guru SD, 8 guru SMP, dan 2 guru SMA.
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi digital tenaga pendidik agar mampu menjawab tantangan pembelajaran abad ke-21 dan perkembangan teknologi masa kini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten HSU, Rahman Heriadi, yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi dan dukungannya.
“Kemajuan teknologi sangat pesat. Pelatihan seperti ini sangat penting untuk membekali para guru kita dengan keterampilan yang relevan agar mampu membimbing siswa menghadapi masa depan,” ujar dia, Rabu (23/7/2025).
Pelatihan dipandu oleh dua Fasilitator Nasional KKA dari Kemendikdasmen, yakni Hafizatul Munirah untuk jenjang pendidikan dasar, dan Muhammad Khaidir untuk jenjang pendidikan menengah.
Selama pelatihan, peserta menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka mengaku mendapat banyak pemahaman baru, termasuk meluruskan sejumlah miskonsepsi umum, seperti anggapan bahwa koding hanya untuk calon programmer, atau bahwa kecerdasan artifisial (KA) bersifat rumit dan tidak relevan dalam dunia pendidikan.
Peserta juga dikenalkan dengan unplugged coding, metode belajar konsep pemrograman tanpa menggunakan perangkat digital, yang sangat cocok diterapkan di jenjang dasar.
Adapun pelatihan ini disusun berdasarkan empat pilar utama kerangka kompetensi KA secara menyeluruh, yaitu, Pola pikir berpusat pada manusia (Human-Centered Mindset). Teknologi diposisikan sebagai alat yang membantu dan memberdayakan manusia, khususnya dalam konteks pendidikan.
Etika kecerdasan artifisial, dimana guru dibekali pemahaman terkait implikasi sosial dari KA, seperti bias algoritma, privasi, transparansi, hingga akuntabilitas.
Kemudian, teknik dan aplikasi KA dengan materi mencakup pengenalan machine learning, natural language processing (NLP), dan computer vision dalam konteks praktis.
Desain sistem KA, yakni peserta diajak merancang solusi berbasis KA, mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan data, hingga pengujian algoritma, baik melalui pendekatan plugged maupun unplugged.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para guru tidak hanya mampu mengajarkan koding dan KA, tetapi juga membentuk generasi muda yang inovatif serta adaptif terhadap tantangan teknologi masa depan.
(Diskdikbud/Diskominfosandi/Putra)