- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:15 WIB
: Bupati Bulungan Syarwani saat memberikan Bantuan Sosial Korban Bencana secara simbolis saat acara Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan Sosialisasi Elektronifikasi Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) bagi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH)
Oleh MC KAB BULUNGAN, Kamis, 24 Juli 2025 | 16:42 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 155
Bulungan, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan terus mendorong transformasi pola konsumsi bantuan sosial ke arah kegiatan produktif berbasis keluarga dan desa.
Salah satu langkah utama yang diambil adalah penerapan sistem transaksi non tunai secara menyeluruh dalam penyaluran bantuan sosial, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH).
Komitmen tersebut ditegaskan oleh Bupati Bulungan, Syarwani, dalam kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan Sosialisasi Elektronifikasi Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Kabupaten Bulungan Tahun 2025 , di Gedung Tenguyun, Kantor Bupati Bulungan, Kamis (24/7/2025).
“Seluruh bantuan sosial kini disalurkan secara non tunai, termasuk bantuan kebakaran sebesar Rp15 juta. Ini untuk memastikan keadilan, keamanan, dan transparansi,” tegas Bupati.
Syarwani juga menyampaikan bahwa digitalisasi ini menghapus peluang praktik pungutan liar dan penyelewengan bantuan karena dana langsung masuk ke rekening penerima. Sistem ini memperkuat akurasi data dan memastikan bantuan diterima tepat sasaran.
Lebih jauh, Bupati mengajak masyarakat penerima manfaat untuk tidak bersikap konsumtif. Ia mencontohkan seorang ibu rumah tangga dari Desa Salimbatu yang menggunakan bantuan sebagai modal usaha warung sembako.
“Bukan untuk habis dikonsumsi, tetapi diputar untuk usaha. Ini sangat menginspirasi,” ujarnya.
Ia mendorong penerima bantuan agar menanam sayur, cabai di pekarangan, atau mengembangkan usaha rumahan yang dapat menghemat pengeluaran sekaligus menciptakan pendapatan.
Selain PKH, Pemkab Bulungan juga menggulirkan program Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) melalui BPR Bank Bulungan. Kredit berbunga ringan ini disubsidi APBD dan menyasar petani, nelayan, hingga pelaku UMKM sebagai bagian dari penguatan ekonomi lokal.
Sejumlah kegiatan produktif terus dikembangkan, termasuk pengolahan gabah di Sajau Hilir yang telah dibeli Bulog, serta pengolahan cokelat dari Desa Pejalin dan Antutan yang kini telah dipasarkan dalam bentuk produk jadi.
Tak hanya dari sisi ekonomi, Pemkab Bulungan juga mengembangkan program Bulungan Hijau, yaitu kompetisi antar desa dengan anggaran Rp7 miliar. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah produksi batako dari limbah plastik, yang telah mewakili Bulungan dalam lomba Teknologi Tepat Guna tingkat nasional.
Bupati Syarwani mengapresiasi sinergi dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi dan penguatan UMKM. Ia mencontohkan kawasan Tepian Sungai Kayan yang kini menjadi pusat ekonomi kreatif malam hari, dengan lebih dari 300 UMKM muda yang mampu menggerakkan transaksi hingga Rp100 juta per malam.
“Kita ingin masyarakat Bulungan tidak sekadar menerima bantuan, tapi bisa mandiri. Kita beri kail, bukan hanya ikan,” tutup Bupati Syarwani.
(DKIP/sgf)