- Oleh MC KOTA PALANGKA RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:01 WIB
: Kepala Operasional BNF Palangka Raya, Tjatur Setiyo Basuki Kamis (24/4/2025) dalam keterangannya menyampaikan bahwa perubahan iklim bukan lagi sekadar isu global, namun sudah menjadi kenyataan lokal yang memengaruhi langsung kehidupan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar kawasan gambut.
Oleh MC KOTA PALANGKA RAYA, Jumat, 25 Juli 2025 | 12:55 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 103
Palangka Raya, InfoPublik — Borneo Nature Foundation (BNF) terus memperkuat sinergi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di Kota Palangka Raya. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Lokakarya Strategi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD Kota Palangka Raya. Kegiatan ini berlangsung di Aquarius Boutique Hotel Palangka Raya, Kamis (24/7/2025)
Kepala Operasional BNF Palangka Raya, Tjatur Setiyo Basuki dalam keterangannya menyampaikan perubahan iklim bukan lagi sekadar isu global, namun sudah menjadi kenyataan lokal yang memengaruhi langsung kehidupan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar kawasan gambut.
“Perubahan pola hujan, meningkatnya suhu, hingga ancaman kebakaran lahan merupakan dampak nyata yang harus kita sikapi bersama. Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan strategi yang tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujarnya.
Tjatur menyebut BNF dalam beberapa tahun terakhir telah aktif melakukan berbagai aksi konservasi, edukasi lingkungan, dan riset partisipatif bersama masyarakat lokal. Lokakarya ini menjadi ruang strategis untuk menghimpun rekomendasi dari seluruh pemangku kepentingan agar penanganan perubahan iklim lebih terintegrasi di tingkat kota.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya perencanaan tata ruang yang adaptif terhadap iklim, pelibatan komunitas dalam pemantauan lingkungan, serta penguatan program kampung iklim (Proklim) yang telah berjalan di berbagai kelurahan di Palangka Raya.
“Kami ingin inisiatif ini tidak hanya selesai di ruang diskusi, tapi benar-benar mendorong aksi nyata di tingkat tapak mulai dari penanaman pohon, pengelolaan sampah, hingga perlindungan kawasan sempadan sungai dan rawa gambut,” tambahnya.
Sebagai organisasi konservasi yang berfokus pada perlindungan habitat orangutan dan ekosistem hutan rawa gambut, BNF juga menilai bahwa mitigasi perubahan iklim harus bersifat lintas sektor dan inklusif. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat lokal, tokoh adat, dan pemuda dinilai sangat strategis dalam menggerakkan perubahan perilaku. (MC. Kota Palangka Raya/Nitra/Eyv)