- Oleh MC KOTA PALANGKA RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:01 WIB
: Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi mengingatkan kebiasaan membuang sampah sembarangan bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga turut menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) yang mempercepat krisis iklim. - Foto: Mc.Palangka Raya
Oleh MC KOTA PALANGKA RAYA, Jumat, 25 Juli 2025 | 12:43 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 105
Palangka Raya, InfoPublik - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi mengingatkan kebiasaan membuang sampah sembarangan bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga turut menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) yang mempercepat krisis iklim.
Demikian pernyataan itu sampaikannya saat menghadiri kegiatan Lokakarya Strategi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kota Palangka Raya Tahun 2025 di Palangka Raya, Kamis (24/7/2025).
Menurut Budi, kesadaran masyarakat terhadap dampak sampah domestik terhadap iklim global masih rendah, padahal pengelolaan sampah yang buruk dapat menghasilkan gas metana dari timbunan organik yang membusuk tanpa sistem kontrol.
“Sampah organik yang dibuang sembarangan ke parit atau ditumpuk di halaman bukan hanya menyebabkan bau dan banjir. Proses pembusukan yang tak terkendali menghasilkan gas metana, yang daya rusaknya terhadap atmosfer jauh lebih besar dibanding CO₂,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa salah satu bentuk mitigasi perubahan iklim paling sederhana adalah dengan memastikan sampah dibuang dan dikelola dengan benar, termasuk memilah sampah organik dan anorganik, serta mendorong daur ulang.
“Membuang sampah pada tempatnya bukan cuma soal kedisiplinan, tapi juga tindakan nyata menyelamatkan bumi. Emisi rumah kaca bisa dikurangi dari skala rumah tangga kalau kita sadar akan dampak perilaku harian kita,” tambahnya.
Budi juga menyinggung perlunya kolaborasi antara perangkat daerah, masyarakat, dan komunitas lingkungan dalam mengedukasi warga tentang keterkaitan antara kebersihan lingkungan dan isu iklim global.
“BPBD siap mendukung gerakan warga dalam menjaga drainase, membersihkan lingkungan, dan ikut serta dalam gerakan pengurangan emisi, karena perubahan iklim tidak bisa ditangani oleh satu lembaga saja,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan lokakarya ini menjadi awal yang baik untuk membangun pemahaman bersama, bahwa krisis iklim bukan hanya soal suhu bumi yang meningkat, tapi juga menyangkut perubahan gaya hidup masyarakat secara kolektif.
“Mari, kita mulai dari diri sendiri, dari rumah kita masing-masing. Sekecil apa pun kontribusi kita dalam menjaga lingkungan, itu akan berdampak besar bila dilakukan bersama-sama,”tambahnya. (MC. Kota Palangka Raya/Nitra/Eyv)