- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 06:14 WIB
:
Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN, Kamis, 31 Juli 2025 | 09:41 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 88
Sekayu, InfoPublik — Budaya bukan sekadar peninggalan masa silam, melainkan identitas hidup yang membentuk karakter suatu bangsa dan daerah. Hal ini menjadi penekanan penting Bupati Musi Banyuasin (Muba) H. M. Toha saat membuka kegiatan Paparan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) serta pertemuan bersama tokoh adat dan pelaku budaya, di Ruang Rapat Serasan Sekate, Selasa (29/7/2025).
Bupati Toha menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Muba berkomitmen menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah, baik yang bersifat fisik seperti situs bersejarah dan bangunan tua, maupun tak benda seperti tradisi, ritus, kesenian, hingga adat istiadat lokal.
“Budaya adalah pondasi pembangunan yang berkarakter. Ini bukan hanya soal mengenang masa lalu, tapi bagaimana mewariskan nilai-nilai luhur ke generasi mendatang. Kami apresiasi tinggi peran tokoh adat, pelaku budaya, serta tim ahli cagar budaya dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang terus bekerja dalam pendataan dan pengkajian,” ujar Bupati Toha.
Ia juga menyatakan kesiapan Pemkab Muba untuk menindaklanjuti hasil kajian ODCB dengan penetapan resmi melalui Surat Keputusan Bupati. Bahkan, pengajuan sejumlah Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke tingkat nasional akan terus dikawal dan didorong.
Bupati Toha menekankan pentingnya keterlibatan aktif komunitas adat dan pelaku budaya dalam perumusan kebijakan kebudayaan. Menurutnya, mereka adalah penjaga jati diri daerah yang memiliki peran vital dalam pelestarian kearifan lokal.
“Kami sangat membutuhkan sinergi dengan para penjaga budaya. Kolaborasi ini menjadi landasan kuat dalam memastikan program kebudayaan benar-benar berpihak pada pelestarian nilai luhur,” tegasnya.
Di hadapan tokoh budaya, ia menegaskan bahwa pelestarian Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK)—seperti permainan tradisional, ritus, pengetahuan lokal, hingga tradisi lisan—akan menjadi prioritas program pembangunan daerah. Revitalisasi budaya, dokumentasi, serta edukasi generasi muda juga menjadi fokus utama Pemkab Muba.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba, Iskandar Syahrianto, melaporkan bahwa pihaknya terus memperkuat pelestarian budaya melalui penetapan Cagar Budaya tingkat kabupaten dan pengusulan WBTb ke pusat. Tahun ini, sejumlah objek budaya telah diusulkan, di antaranya: Gelumpai Bilah Seratus, Rumah Pangeran Anang Mahidin, Tari Burung Putih, dan Tradisi Sedekah Rami dari Desa Kertayu
Selain itu, beberapa ODCB lain yang tengah dikaji meliputi Relief Arca Menari, Piyagem Sungai Keruh, dan Masjid Nurul Huda. “Warisan ini harus dijaga bersama. Kami dorong keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses pelestariannya,” kata Iskandar.
Ketua Forum Pemangku Adat, Zainal Hasan, menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Muba, khususnya kepada Bupati Toha, atas ruang dan dukungan nyata kepada pelaku adat dan budaya. “Kami siap terus bersinergi menjalankan amanah menjaga dan merawat warisan leluhur,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Kesenian Muba menegaskan komitmennya untuk mendukung pelestarian seni dan budaya daerah. “Budaya adalah harga diri daerah. Tidak boleh ada yang terlupakan. Kami siap bekerja bersama pemerintah,” tegasnya.
Apresiasi juga datang dari Ketua Dewan Kesenian Sumsel, Ikbal Rudianto, yang menyebut Muba sebagai salah satu contoh daerah terbaik dalam pelestarian budaya di Sumatera Selatan. “Kami bangga atas konsistensi dan keseriusan yang ditunjukkan Pemkab Muba. Ini patut menjadi model bagi daerah lain,” pungkasnya.