- Oleh MC PROV SUMATERA SELATAN
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:13 WIB
:
Oleh MC PROV SUMATERA SELATAN, Sabtu, 2 Agustus 2025 | 21:10 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 347
Palembang, InfoPublik – Swarna Songket Nusantara 2025 sebagai momentum bersejarah untuk mengangkat pamor kain songket sebagai warisan budaya tak benda kebanggaan Sumatra Selatan (Sumsel).
Gubernur Sumsel, Herman Deru, menyebut ajang ini akan menjadi prasasti tak terlupakan bagi masyarakat Sumsel, khususnya para perajin songket.
“Ini tentu menjadi prasasti tak terlupakan bagi masyarakat Sumsel, terutama bagi perajin songket di Palembang,” ujarnya saat membuka Malam Budaya Swarna Songket Nusantara 2025 di pelataran Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Jumat (1/8/2025).
Herman Deru mengungkapkan, sejak lima tahun lalu Pemprov Sumsel bersama DPRD telah mengesahkan Peraturan Daerah tentang Warisan Tak Benda yang menjadikan motif songket sebagai ornamen wajib pada bangunan kantor dan fasilitas publik. Contohnya terlihat pada motif songket di tanjak gerbang Museum SMB II.
Sebagai daerah yang terdiri dari sembilan suku besar (Batanghari Sembilan), Sumsel memiliki beragam kain songket khas daerah, seperti angkinan Komering, kawai kanduk OKU, dan songket gambo Musi Banyuasin. Menurut Herman Deru, potensi ini menjadi aset luar biasa yang harus dijaga dan terus dikembangkan di tengah tantangan produk kain printing.
“Kita harap para tokoh dan masyarakat terbiasa menggunakan kain lokal. Kehadiran Ketua Dekranas di sini menjadi penyemangat baru bagi perajin dan masyarakat untuk bangga mengenakan songket,” tambahnya.
Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Selvi Ananda Gibran Rakabuming, mengapresiasi peran Sumsel sebagai tuan rumah. Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan kain tradisional yang luar biasa, mulai dari batik, ulos, lurik, hingga songket.
“Warisan budaya ini bukan beban, tapi identitas kita,” ujarnya.
Selvi berharap, melalui fashion show Kepala Daerah yang mengenakan kain songket, penggunaan kain tradisional tidak hanya terbatas pada acara adat atau formal, tetapi juga dapat dipakai sehari-hari, di kantor, maupun di sekolah.
Ia memuji inovasi para perajin yang memadukan songket dengan kain jumputan, batik, hingga kreasi kontemporer. Menurutnya, langkah ini akan membuat kain songket semakin relevan dan diminati generasi muda.
“Kekayaan tradisional sudah sepatutnya kita kenalkan ke dunia. Dengan teknologi digital, promosi kain tradisional akan lebih mudah dan luas,” jelasnya.
Selvi mengajak seluruh pihak menjadikan Swarna Songket Nusantara 2025 sebagai titik balik penguatan branding wastra Indonesia di pasar global. Dengan sinergi pemerintah, perajin, desainer, dan pelaku UMKM, ia yakin kain songket akan semakin dikenal dan bernilai di kancah internasional.