- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 6 Agustus 2025 | 23:04 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 124
Lumajang, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang terus mendukung agenda nasional ketahanan pangan melalui program Pekarangan Sehat (PESAT), sebuah inovasi berbasis rumah tangga yang mendorong pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan alternatif.
Program ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dalam Strategi Nasional Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Keluarga yang dicanangkan Kementerian Pertanian, serta arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai pentingnya menanam kebutuhan sehari-hari secara mandiri untuk menghadapi krisis pangan global dan fluktuasi harga bahan pokok.
"Kami punya program PESAT. Semua pekarangan rumah warga harus ditanami tanaman pangan. Bisa kelor, cabai, sawi, atau apapun yang mudah ditanam. Dengan begitu, ibu-ibu tidak perlu pusing lagi jika harga cabai mahal di pasar," ujar Bupati Lumajang, Indah Amperawati, saat kegiatan Pelatihan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Daerah Rawan Pangan di Gucialit, Selasa (5/8/2025).
Program PESAT juga mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang diinisiasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Bank Indonesia. Melalui pendekatan kemandirian pangan rumah tangga, diharapkan dapat menekan tekanan harga di pasar dan menjaga stabilitas pasokan pangan di tingkat lokal.
"Kalau banyak keluarga menanam sendiri kebutuhan hariannya, otomatis tekanan pada pasar akan berkurang. Ini bisa membantu mengendalikan inflasi secara lokal," lanjutnya.
Selain menekan pengeluaran rumah tangga, PESAT memperkuat ketahanan gizi, pemberdayaan perempuan, dan mendukung agenda sistem pangan berkelanjutan yang tengah digalakkan Kementerian PPN/Bappenas.
Pemkab Lumajang menargetkan penerapan PESAT secara menyeluruh, terutama di wilayah rawan pangan dan desa miskin ekstrem. Bibit tanaman dan pelatihan teknis akan disediakan oleh Dinas Ketahanan Pangan, bekerja sama dengan TPID Lumajang dan kelompok tani wanita (KWT).
Program ini terintegrasi dengan gerakan PKK dan Posyandu yang selama ini menjadi mitra strategis pemerintah dalam intervensi gizi keluarga, serta akan didorong menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran praktik hidup sehat di sekolah dan madrasah.
Dengan menyelaraskan PESAT sebagai bagian dari sistem ketahanan pangan nasional, Lumajang membuktikan bahwa kekuatan pangan Indonesia dapat dibangun dari desa, dari halaman rumah, dan dari peran aktif masyarakat.
"Kita ingin Lumajang bukan hanya indah, tapi juga tangguh dan mandiri secara pangan. Dari pekarangan rumah, kita bisa menata masa depan," pungkas Bupati Indah.
(MC Kab. Lumajang/Ard/An-m)