- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 6 Agustus 2025 | 23:07 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 145
Lumajang, InfoPublik – Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional tidak hanya digerakkan dari pusat, tetapi juga dikawal hingga ke desa-desa. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang mengambil peran aktif melalui program pelatihan ekonomi berbasis pemanfaatan hasil pertanian lokal, dengan menyasar kelompok perempuan di wilayah rawan pangan.
Sebanyak 45 peserta dari sembilan desa di Kecamatan Gucialit mengikuti Pelatihan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Daerah Rawan Pangan yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendukung kebijakan nasional di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian pangan berbasis komunitas.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan memberdayakan ibu rumah tangga agar mampu mengolah hasil pertanian lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan dari luar desa.
"Ini langkah konkret pemberdayaan berkelanjutan. Ibu-ibu bisa mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan bernilai jual, dan ini langsung berdampak pada ekonomi keluarga," ujarnya saat membuka pelatihan di Kantor Kecamatan Gucialit, Selasa (5/8/2025).
Kecamatan Gucialit dikenal memiliki hasil pertanian melimpah seperti labu siem, pisang, durian, kopi, hingga teh. Melalui pelatihan ini, peserta diajak mengembangkan keterampilan pascapanen, seperti pengolahan makanan ringan, minuman herbal, dan produk olahan lain yang memiliki daya saing pasar.
Selain keterampilan teknis, peserta juga mendapatkan pembekalan kewirausahaan, teknik pengemasan produk, serta strategi akses pasar. Langkah ini sejalan dengan program prioritas pemerintah pusat seperti Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan penguatan UMKM pangan desa yang diusung Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa.
"Kami mendorong warga, terutama kaum perempuan, agar bisa mandiri secara ekonomi dari potensi pekarangan dan pertanian lokal. Ini selaras dengan arahan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis rumah tangga," tambahnya.
Program ini menjadi bagian dari pendekatan desa tangguh pangan yang menggabungkan produksi, nilai tambah, dan pemberdayaan masyarakat. Pemkab Lumajang menargetkan pelatihan ini dapat direplikasi di desa-desa lain sehingga setiap desa memiliki olahan unggulan khas yang dapat menjadi sumber penghidupan baru.
"Satu desa, satu olahan unggulan. Inilah masa depan ketahanan pangan Indonesia, yang dibangun dari dapur-dapur rumah tangga," pungkas Bupati Indah.
(MC Kab. Lumajang/Ard/An-m)