- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:27 WIB
: Wakil Bupati Siak Syamsurizal dan Kepala Balai mengikuti Advokasi Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Pangan Aman dan Pengendalian Resistensi Antimikroba (AMR) di kota Siak Sr Indapura, Rabu (13/8/2025)/ MC Siak.
Oleh MC KAB SIAK, Rabu, 13 Agustus 2025 | 18:15 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 363
Siak, InfoPublik- Pemerintah Kabupaten Siak menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan pangan dan mengendalikan resistensi antimikroba (AMR) melalui kegiatan advokasi penilaian mandiri Kabupaten/Kota Pangan Aman.
Kegiatan ini dibuka Wakil Bupati Siak, Syamsurizal, bersama Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru, Alex Sander, di Zamrud Room, Kompleks Abdi Praja, Rabu (13/8/2025).
Acara ini menjadi sarana peningkatan kesadaran dan kemampuan pemerintah daerah serta pelaku usaha pangan dalam memastikan keamanan pangan dari hulu hingga hilir.
Selain itu, penilaian mandiri ini diharapkan dapat mengantarkan daerah bersaing di tingkat nasional.
Syamsurizal, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan BPOM Pekanbaru dan menekankan pentingnya penilaian mandiri pangan aman bagi keberhasilan program daerah.
“Berhasil atau tidaknya penilaian pangan aman dan obat bergantung pada evaluasi yang akan dilakukan. Kehadiran bapak di Siak diharapkan membawa manfaat besar sekaligus mendukung pencapaian tujuan nasional,” ujar dia.
Ia juga menyinggung upaya Pemkab Siak dalam menggali potensi pendapatan asli daerah (PAD), termasuk dari sektor pangan. Salah satu ide yang tengah dijajaki adalah produksi air mineral khas Kabupaten Siak.
“Kami berdiskusi dengan Kepala Balai BPOM tentang kemungkinan memproduksi air mineral sendiri. Ke depan, kami akan berupaya menghadirkan air mineral asli Siak sebagai potensi PAD sekaligus menjaga kualitas pangan yang aman,” kata dia.
Sementara itu, Alex Sander, mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan serius di bidang keamanan pangan.
"Setiap tahun, terdapat 10–22 juta kasus diare akibat pangan tercemar, dengan beban ekonomi mencapai Rp64,8–226,3 triliun,” ujar dia.
Ia menambahkan, keamanan pangan berkontribusi pada berbagai kebijakan nasional dan isu global, mulai dari penurunan stunting, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Menurut Alex, tujuan utama program Kabupaten/Kota Pangan Aman adalah mempersiapkan dokumen pengawasan pangan yang konsisten, melaksanakan kegiatan keamanan pangan secara efektif, menghadirkan inovasi pembangunan terkait pangan, dan memberikan pendampingan berkelanjutan.
Penilaian meliputi lima aspek, yaitu penerapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) oleh pemerintah daerah, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan inovasi, dan penerimaan penghargaan.
Selain keamanan pangan, pertemuan juga membahas ancaman AMR, yaitu kondisi ketika mikroorganisme menjadi kebal terhadap terapi antimikroba, sehingga mengurangi efektivitas obat dan memperburuk penyebaran penyakit.
“Resistensi antimikroba menjadi ancaman bagi masyarakat. BPOM berperan dalam penguatan kebijakan, peningkatan kapasitas SDM, survei, intervensi, dan advokasi. Kesadaran bersama sangat diperlukan untuk mengendalikan AMR dan menjaga pangan tetap aman,” tegas dia.
(Angga/dp07/MC Kabupaten Siak)