- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 06:14 WIB
: Bupati Indramayu Lucky Hakim (kanan) saat melepasliarkan ular liar untuk pengendalian hama tikus pada lahan sawah di Indramayu, Jawa Barat, Minggu (17/8/2025). ANTARA/Fathnur Rohman.
Oleh MC KAB INDRAMAYU, Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:58 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 174
Indramayu, InfoPublik – Dalam upaya nyata mengatasi wabah hama tikus yang meresahkan petani, Pemerintah Kabupaten Indramayu kembali mengandalkan solusi ekologi.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, secara langsung melepas ratusan ular, puluhan biawak, dan beberapa burung hantu ke area pesawahan di Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, pada Minggu (17/8/2025).
Pelepasan predator alami itu dilaksanakan tepat setelah Upacara Puncak HUT ke-80 Kemerdekaan RI, sebagai bentuk komitmen konkret terhadap kesejahteraan petani dan keseimbangan lingkungan.
Lucky Hakim menegaskan, bahwa inisiatif pelepasan predator alami itu merupakan ikhtiar penting untuk memulihkan ekosistem sawah yang selama ini mengalami ketidakseimbangan parah.
"Akibat perburuan ular untuk diperjualbelikan dan ketakutan warga yang sering membunuh ular saat bertemu, pemangsa alami tikus seperti ular dan biawak menjadi sangat langka di persawahan kami. Inilah yang menyebabkan populasi tikus merajalela dan merugikan petani," kata Lucky.
Lucky mengatakan, bahwa pelepasan predator alami itu juga merespon harapan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menginginkan penggunaan burung hantu sebagai predator tikus.
Langkah strategis itudisambut antusias oleh para petani setempat, yakni Haryono.
"Ini baru pertama kali terjadi di Indramayu, ada pemimpin yang sangat peduli dengan lingkungan dan masalah kami para petani. Kami menyambut sangat baik pelepasan predator alami ini. Semoga tikus-tikus bisa dikendalikan dan petani bisa lebih sejahtera," ujar Haryono.
Pelepasan ratusan ular (yang dipastikan aman bagi petani), biawak, dan burung hantu diharapkan mampu menjadi solusi berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk menekan populasi hama tikus, mengembalikan rantai makanan alami, serta mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. (Diskominfo Indramayu/aa deni)