- Oleh Eko Budiono
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:22 WIB
: Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta (baju hitam tersenyum) bersama dengan Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra (tiga dari kanan) dan Wakil Bupati Gede Supriatna (dua dari kanan) melakukan tradisi ngoncang sebagai tanda dibukanya Buleleng Festival 2025 di Panggung Utama Singa Ambara Raja, Senin (18/8/2025).
Oleh MC KAB BULELENG, Senin, 18 Agustus 2025 | 21:29 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 178
Buleleng, InfoPublik – Setelah vakum enam tahun, Buleleng Festival 2025 resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, Senin (18/8/2025).
Giri Prasta memberi apresiasi tinggi pada Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra beserta jajarannya atas keberhasilan memadukan pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan inovasi pengelolaan sampah.
"Festival ini luar biasa sekali," tegasnya.
Giri Prasta berjanji dukungan penuh Pemprov Bali untuk evaluasi dan peningkatan festival tahun depan.
Sorotan utama diberikan pada strategi pengelolaan sampah yang dirancang tak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ia mendorong pembangunan TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di seluruh 148 desa/kelurahan dan sembilan kecamatan, terutama di wilayah yang belum memilikinya.
Rencana jangka panjang mencakup pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) per kecamatan dan solusi pengelolaan sampah di TPA Bengkala.
"Ini demi warisan untuk anak cucu Buleleng," ujarnya.
Bupati Sutjidra mengungkap filosofi mendalam topeng Buleleng sebagai warisan budaya tak benda.
Menurutnya, topeng tak sekadar penutup wajah, melainkan menyimpan cerita, karakter, dan nilai luhur.
Festival enam hari (18–23 Agustus 2025) itu menjadi medium pamer keragaman topeng—dari ritual sakral hingga pertunjukan seni—serta edukasi generasi muda.
Aspek ramah lingkungan diperkuat melalui material berkelanjutan, termasuk patung raksasa 1,7 ton dari daur ulang plastik sebagai latar panggung utama.
"Ini bukti nyata komitmen kami," kata Sutjidra.
Kolaborasi budaya, ekonomi, dan inovasi lingkungan itu menandai babak baru festival sebagai model event berkelanjutan di Bali.(dra)